Bicara Hati

07.41 Edit This 0 Comments »

Bicara Hati
aku selalu ingin menyimpan luka ini
memendamnya dalam kendi lalu kusembunyikan dalam lumpur
biar kuhias dengan senyuman tawar
dan biarkan bayang senja tertegun mengejekku

aku tak pernah bisa mengatakan apa yang kurasa
pun tak tahu apa yang sesungguhnya ada di hatiku
karena menatapmu, melihat senyummu, membuat aku ingin menggenggam dunia

aku tak ingin berharap apapun darimu
biarkan saja asa yang ada mengalir dari gunung
lalu berhenti pada muara penantian yang tak sempurna


aku akan melihat dari ujung dermaga
dan melepas asa ini dalam airmata
akan kubiarkan hujan membunuh huruf huruf yang terluka
dan izinkan hatiku untuk membalut perihnya

dan pada akhirnya aku akan menaiki rakit bidadari
bersamanya kudekap sesak yang menghimpit di ujung kalbu
karena walau hanya sedikit yang ku mau
ku ingin lepas dari bayangmu...............
Diposkan oleh pudja di 00:57 0 komentar Link ke posting ini
di sudut duka
aku berpijak pada pecahan kaca...........
mematung, memandang lukisan di sudut duka
ada yang terasa mengalir di antara perih lukaku
membuat aku gemetar dalam hangat senja

risalah tak berpihak padaku
pun tak sudi sekedar memayungiku dari gerimis petang ini
titis titis air menghunjamku, menenggelamkan dalam pusaran waktu

aku berpaling pada melati di sudut taman
bergoyang seirama angin yang berhembus pelan
tetap tenang, meski kelopaknya gugur satu persatu
membuatku tersedu

ini pilihan yang tak selalu indah
saat harus bertarung pada nurani dan kenyataan
duka siapa di sudut itu?
mungkin hanya ilalang yang tahu.............
Diposkan oleh pudja di 00:48 0 komentar Link ke posting ini
Sabtu, 2007 Desember 29
satu cerita dalam hati
Aku ingin menggambarkan suasana dalam pasir pasir pantai
Melukis wajahmu dengan segenap rasa yang kupunya
Ingin kutumpahkan tangis jadi bingkai untuk lukisan bebatuan
Biar karang yang menyeka luka itu jadi senyuman

Sejauh yang kutahu dan kuyakini
Terlalu berat menafsirkan arti semuanya
Pada jejak jejak luka yang berusaha kusulam menjadi aliran darah
Tetap sama :menawarkan duka

Dan pada saat aku ingin mengakhiri segalanya
Mengapa datang membawa seribu puisi?

0 komentar:

Posting Komentar

Apa yang bisa saya bantu, silahkan meninggalkan komentar