Arti Sahabat

01.33 Edit This 1 Comment »




Sahabat adalah orang yang paling dipercaya, yang bisa diajak cerita tentang masalah kita, yang ada di saat kita butuh atau bahkan saat kita tidak butuhpun sahabat ada disamping kita untuk menemani kita. Seorang sahabat sejati sulit sekali untuk kita cari atau kita jumpai, karena mencari sabat sejati itu memang bener-bener sangat sulit.
Teman adalah seseorang yang kita kenal dan seseorang yang bisa kita jumpai disaat tertentu atau tidak selamanya kita jumpai. Mencari teman itu mudah bahkan sangat mudah, kita cuma menemui orang yang tidak kita kenal, lalu mengajaknya kenalan, ketika sudah kenal maka ia sudah bisa kita anggap sebagai teman.




Sahabat adalah seseorang yang kalau kita lagi sedih ia bisa membuat kita tersenyum sementara ketika kita senang dia akan lebih senang dari kita. Yap, rasanya nggak terlalau berlebihan kalau keberadaan seorang sahabat emang sangat istimewa, Ia menjadi zat penting yang memberi warna dalam kehidupan kita. So, punya sahabat bukan lagi sebuah keharusan melainkan kebutuhan, pasti anda setuju bukan? Nah buat kamu yang sampai detik ini belum menemukan seseorang yang cocok intuk menjadikan sahabat, coba deh lebih keras lagi berusaha mencarinya. Punya sahabat itu ga ada ruginya, malah akan lebih banyak rezeki he…, sebab sekali lagi sahabat membuat hari-hari anda akan lebih hidup dan bermakna. Ga percaya, kalo gitu coba deh baca point-point berikut, dijamin kamu akan termotivasi untuk mencari sebanyak-banyaknya. Itu pun kalau kamu bisa menyimaknya bukan sekadang baca doang.

Sahabat itu teman curhat, ngga ada istialh stress ketika dirundung masalah, seberat apapun masalah itu kalau kita punya sahabat. Dalam hal ini sahabat bisa menjadi tempat berbagi cerita, teman curhat, yang nyaman. Kita bisa ngungkapin semua perasaan kita selain kepada keluarga (kalau jauh dari keluarga) atau pacar (sebaiknya jangan) yaitu kepada sahabat kita. Sahabat itu adalah dewa penolong. Butuh bantuan, butuh pertolongan kenapa engga lari ke sahabat. Siapa tau dia bisa bantu, bisa kasih solusi, atau paling tidak sekedar opini. Tapi bukan berarti setiap masalah harus lari ke sahabat, yang paling baik dan utama adalah dengan menyelesaikannya dengan sendiri, baru ke keluarga terus orang terdekat yaitu sahabat dan tidak lupa minta kepada yang di atas. Belajar mandiri ceritanya.

Sahabat itu orang yang yambung diajak ngobrol, enak diajak diskusi, teman berbincang yang menyenangkan dan semua itu akan tercapai manakala kamu bisa saling mengenal kepribadiannnya masing-masing (takut orangnya suka ngomongin rahasia orang, gawat men…), Sahabat itu orang yang dengan kelapangan hatinya bisa mengerti kita, dengan keterbukaan tangannya bisa menerima kita apa adanya, tanpa pernah berusaha mempengaruhi apalagi mengubah keadaan kita.

Sahabat itu cermin bagi diri kita, rujukan tempat kita mengekspresikan diri. Sahabat itu seperti tubuh, bila tubuh kita salah satu sakit, maka yang lain akan merasa sakit. Misalnya kalau kaki kita terantuk batu, pasti dengan mulut refleks akan bilang “aduh”, tangan langsung mengusap dan mengobatinya, tanpa diminta dan tanpa disuruh, begitu juga seorang sahabat dia akan punya kesadaran diri kalau sahabatnya sedang dalam kesulitan, dan itu dilakukan atas dasar keikhlasan bukan paksaan apalagi pamrih, ya seperti tubuh kita yang sakit tadi.

Kalau begitu, siapa sahabat kamu?

Read More......

Makalah Akbid+ DESINFEKSI

18.42 Edit This 4 Comments »

PENDAHULUAN
Sterilisasi dan disinfeksi adalah Penting untuk kedua keselamatan pribadi dan keselamatan pasien. Daripada Pendekatan buku masak, ini harus dilihat sebagai proses yang dimanfaatkan berdasarkan filosofi. Falsafah Bagaimana item digunakan, disimpan, tercemar dan dipakai ulang atau dibuang menentukan optimal metode sterilisasi dan disinfeksi.

Sterilisasi dan disinfeksi adalah Penting untuk mencegah infeksi dari rantai Gigi di kantor. Rantai infeksi adalah:
• Yang masuk melalui patogen yang dapat memasukkan host.
• Sebuah host rentan adalah orang yang tidak memiliki kekebalan atau imunitas tercemar.



Sebuah Jumlah yang cukup patogen atau menyebabkan infeksi-organisme harus hadir untuk memproduksi infeksi. Hal ini disebut dosis infeksi. Ini bervariasi untuk berbagai infeksi atau penyakit. Harus ada waduk atau sumber infeksi yang memungkinkan agen untuk Bertahan dan kalikan (misalnya Darah).
Tindakan Desinfeksi hanya merupakan salah satu bagian dari tindakan ‘Biosekuriti’ dalam upaya memutus rantai penularan penyakit atau penyebaran agen penyakit (virus); sedangkan Kunci Pencegahan adalah pada aspek Kebersihan Diri dan Lingkungan serta Tata laksana Perunggasan yang baik dan benar.
Tujuan Desinfeksi adalah membunuh partikel virus agen penyakit yang berada diluar tubuh unggas, ‘menempel’ di media/peralatan kandang, alat angkut, kotoran, tangan kaki, pakaian petugas, termasuk kemungkinan adanya partikel di media udara, dll.
Desinfeksi merupakan alternatif pertama untuk tindakan preventif/pencegahan dan apabila terjadi kasus aktif kematian unggas (ada bangkai unggas).



PEMBAHASAN
DESINFEKSI
Desinfektan didefinisikan sebagai bahan kimia atau pengaruh fisika yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya. Sedangkan antiseptik didefinisikan sebagai bahan kimia yang dapat menghambat atau membunuh pertumbuhan jasad renik seperti bakteri, jamur dan lain-lain pada jaringan hidup. Bahan desinfektan dapat digunakan untuk proses desinfeksi tangan, lantai, ruangan, peralatan dan pakaian. Pada dasarnya ada persamaan jenis bahan kimia yang digunakan sebagai antiseptik dan desinfektan. Tapi tidak semua bahan desinfektan adalah bahan antiseptik karena adanya batasan dalam penggunaan antiseptik. Antiseptik tersebut harus memiliki sifat tidak merusak jaringan tubuh atau tidak bersifat keras. Terkadang penambahan bahan desinfektan juga dijadikan sebagai salah satu cara dalam proses sterilisasi, yaitu proses pembebasan kuman. Tetapi pada kenyataannya tidak semua bahan desinfektan dapat berfungsi sebagai bahan dalam proses sterilisasi. Walaupun kita sering menggunakan produk desinfektan, sebagian besar konsumen tentunya belum mengenal jenis bahan kimia apa yang ada dalam produk tersebut. Padahal bahan kimia tertentu merupakan zat aktif dalam proses desinfeksi dan sangat menentukan efektivitas dan fungsi serta target mikroorganime yang akan dimatikan.
Dalam proses desinfeksi sebenarnya dikenal dua cara, cara fisik (pemanasan) dan cara kimia (penambahan bahan kimia). Dalam tulisan ini hanya difokuskan kepada cara kimia, khususnya jenis-jenis bahan kimia yang digunakan serta aplikasinya.
Banyak bahan kimia yang dapat berfungsi sebagai desinfektan, tetapi umumnya dikelompokkan ke dalam golongan aldehid atau golongan pereduksi, yaitu bahan kimia yang mengandung gugus -COH; golongan alkohol, yaitu senyawa kimia yang mengandung gugus -OH; golongan halogen atau senyawa terhalogenasi, yaitu senyawa kimia golongan halogen atau yang mengandung gugus -X; golongan fenol dan fenol terhalogenasi, golongan garam amonium kuarterner, golongan pengoksidasi, dan golongan biguanida. Beberapa jenis bahan yang berfungsi sebagai desinfektan dijelaskan di bawah ini :
Golongan “aldehid”
Bahan kimia golongan aldehid yang umum digunakan antara lain formaldehid, glutaraldehid dan glioksal. Golongan aldehid ini bekerja dengan cara denaturasi dan umum digunakan dalam campuran air dengan konsentrasi 0,5% ��. Daya aksi berada dalam kisaran jam, tetapi untuk kasus formaldehid daya aksi akan semakin jelas dan kuat bila pelarut air diganti dengan alkohol. Formaldehid pada konsentrasi di bawah 1,5% tidak dapat membunuh ragi dan jamur, dan memiliki ambang batas konsentrasi kerja pada 0,5 mL/m3 atau 0,5 mg/L serta bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker). Larutan formaldehid dengan konsentrasi 37% umum disebut formalin dan biasa digunakan utuk pengawetan mayat.
Glutaraldehid memiliki daya aksi yang lebih efektif dibanding formaldehid, sehingga lebih banyak dipilih dalam bidang virologi dan tidak berpotensi karsinogenik. Ambang batas konsentrasi kerja glutaraldehid adalah 0,1 mL/m3 atau 0,1 mg/L.
Pada prinsipnya golongan aldehid ini dapat digunakan dengan spektrum aplikasi yang luas, misalkan formaldehid untuk membunuh mikroorganisme dalam ruangan, peralatan dan lantai, sedangkan glutaraldehid untuk membunuh virus. Keunggulan golongan aldehid adalah sifatnya yang stabil, persisten, dapat dibiodegradasi, dan cocok dengan beberapa material peralatan. Sedangkan beberapa kerugiannya antara lain dapat mengakibatkan resistensi dari mikroorganisme, untuk formaldehid diduga berpotensi bersifat karsinogen, berbahaya bagi kesehatan, mengakibatkan iritasi pada sistem mukosa, aktivitas menurun dengan adanya protein serta berisiko menimbulkan api dan ledakan.
Golongan alkohol
Golongan alkohol merupakan bahan yang banyak digunakan selain golongan aldehid. Beberapa bahan di antaranya adalah etanol, propanol dan isopropanol. Golongan alkohol bekerja dengan mekanisme denaturasi serta berdaya aksi dalam rentang detik hingga menit dan untuk virus diperlukan waktu di atas 30 menit. Umum dibuat dalam campuran air pada konsentrasi 70-90 %.
Golongan alkohol ini tidak efektif untuk bakteri berspora serta kurang efektif bagi virus non-lipoid. Penggunaan pada proses desinfeksi adalah untuk permukaan yang kecil, tangan dan kulit. Adapun keunggulan golongan alkohol ini adalah sifatnya yangn stabil, tidak merusak material, dapat dibiodegradasi, kadang cocok untuk kulit dan hanya sedikit menurun aktivasinya bila berinteraksi dengan protein . Sedangkan beberapa kerugiannya adalah berisiko tinggi terhadap api/ledakan dan sangat cepat menguap.
Golongan pengoksidasi
Bahan kimia yang termasuk golongan pengoksidasi kuat dibagi ke dalam dua golongan yakni peroksida dan peroksigen di antaranya adalah hidrogen peroksida, asam perasetik, kalium peroksomono sulfat, natrium perborat, benzoil peroksida, kalium permanganat. Golongan ini membunuh mikroorganisme dengan cara mengoksidasi dan umum dibuat dalam larutan air berkonsentrasi 0,02 %. Daya aksi berada dalam rentang detik hingga menit, tetapi perlu 0,5 - 2 jam untuk membunuh virus.
Pada prinsipnya golongan pengoksidasi dapat digunakan pada spektrum yang luas, misalkan untuk proses desinfeksi permukaan dan sebagai sediaan cair. Kekurangan golongan ini terutama oleh sifatnya yang tidak stabil, korosif, berisiko tinggi menimbulkan ledakan pada konsentrasi di atas 15 %, serta perlu penanganan khusus dalam hal pengemasan dan sistem distribusi/transpor.
Golongan “halogen”
Golongan halogen yang umum digunakan adalah berbasis iodium seperti larutan iodium, iodofor, povidon iodium, sedangkan senyawa terhalogenasi adalah senyawa anorganik dan organik yang mengandung gugus halogen terutama gugus klor, misalnya natrium hipoklorit, klor dioksida, natrium klorit dan kloramin. Golongan ini berdaya aksi dengan cara oksidasi dalam rentang waktu sekira 10-30 menit dan umum digunakan dalam larutan air dengan konsentrasi 1-5%. Aplikasi proses desinfeksi dilakukan untuk mereduksi virus, tetapi tidak efektif untuk membunuh beberapa jenis bakteri gram positif dan ragi.
Umum digunakan sebagai desinfektan pada pakaian, kolam renang, lumpur air selokan. Adapun kekurangan dari golongan halogen dan senyawa terhalogenasi adalah sifatnya yang tidak stabil, sulit terbiodegradasi, dan mengiritasi mukosa.
Golongan “fenol”
Senyawa golongan fenol dan fenol terhalogenasi yang telah banyak dipakai antara lain fenol (asam karbolik), kresol, para kloro kresol dan para kloro xylenol. Golongan ini berdaya aksi dengan cara denaturasi dalam rentang waktu sekira 10-30 menit dan umum digunakan dalam larutan air dengan konsentrasi 0,1-5%. Aplikasi proses desinfeksi dilakukan untuk virus, spora tetapi tidak baik digunakan untuk membunuh beberapa jenis bakteri gram positif dan ragi. Umum digunakan sebagai dalam proses desinfeksi di bak mandi, permukaan dan lantai, serta dinding atau peralatan yang terbuat dari papan/kayu.
Adapun keunggulang dari golongan golongan fenol dan fenol terhalogenasi adalah sifatnya yang stabil, persisten, dan ramah terhadap beberapa jenis material, sedangkan kerugiannya antara lain susah terbiodegradasi, bersifat racun, dan korosif.
Golongan garam
amonium kuarterner
Beberapa bahan kimia yang terkenal dari golongan ini antara lain benzalkonium klorida, bensatonium klorida, dan setilpiridinium klorida. Golongan ini berdaya aksi dengan cara aktif-permukaan dalam rentang waktu sekira 10-30 menit dan umum digunakan dalam larutan air dengan konsentrasi 0,1%-5%. Aplikasi untuk proses desinfeksi hanya untuk bakteri vegetatif, dan lipovirus. terutama untuk desinfeksi peralatannya.
Keunggulan dari golongan garam amonium kuarterner adalah ramah terhadap material, tidak merusak kulit, tidak beracun, tidak berbau dan bersifat sebagai pengemulsi, tetapi ada kekurangannya yakni hanya dapat terbiodegradasi sebagian. Kekurangan yang lain yang menonjol adalah menjadi kurang efektif bila digunakan pada pakaian, spon, dan kain pel karena akan terabsorpsi bahan tersebut serta menjadi tidak aktif bila bercampur dengan sabun, protein, asam lemak dan senyawa fosfat.
Salah satu produk yang sudah dipasarkan dari golongan ini diklaim efektif untuk membunuh parvovirus, di mana virus ini merupakan jenis virus hidrofilik yang sangat susah untuk dimatikan dibandingkan virus lipofilik.
Golongan “biguanida”
Bahan kimia yang sudah digunakan dari golongan ini antara lain klorheksidin. Klorheksidin terkenal karena sangat ampuh untuk antimikroba terutama jenis bakteri gram positif dan beberapa jenis bakteri gram negatif. Klorheksidin sangat efektif dalam proses desinfeksi Staphylococcus aureaus, Escherichia coli, dan Pseudomonas aeruginosa, tetapi kurang baik untuk membunuh beberapa organisme gram negatif, spora, jamur terlebih virus serta sama sekali tidak bisa membunuh Mycoplasma pulmonis.
Faktor yang harus diperhatikan
Dari semua bahan desinfektan tersebut di atas tidak semua dapat efektif dalam semua kondisi dan aplikasi. Perbedaan jenis mikroorganisme serta kondisi lingkungan akan menjadi faktor yang harus dipertimbangkan dalam sensitivitas atau resistensinya.
Supaya fungsi desinfektan menjadi efektif, maka ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan produk desinfektan, yakni harus dapat digunakan dalam spektrum dan aktivitas penggunaan yang luas, menunjukkan daya reduksi/bunuh terhadap mikroorganisme hidup pada saat berkontak, dapat bekerja pada rentang pH dan suhu yang luas, dapat bekerja dengan adanya senyawa organik, waktu paparan/kerja yang cukup singkat, batas konsentrasi yang kecil, dan stabilitas senyawa.
Selain itu, untuk aplikasi di lapangan terdapat kecenderungan konsumen untuk memilih desinfektan yang aman bagi lingkungan, mudah untuk digunakan, daya aksi yang cepat serta murah. Tetapi faktor harga terkadang menjadi batasan tersendiri. Sebagai contoh banyak konsumen menggunakan desinfektan gas klor (klorin) untuk proses desinfeksi air. Bahan tersebut bekerja dengan baik untuk membunuh bakteri, fungi dan virus, tetapi bahan ini mempunyai efek merusak/korosif pada kulit dan peralatan. Selain itu gas klorin juga berpotensi merusak sistem pernapasan bagi manusia dan binatang.
Dengan mengetahui dan mengenal jenis bahan kimia yang digunakan dalam produk desinfektan diharapkan konsumen dapat memilih produk yang tepat sasaran, yakni kesesuaian antara bahan kimia yang dikandungnya dengan jenis dan target mikroorganismenya. Hal ini dimaksudkan agar penggunaan menjadi tepat sasaran, berhasil guna dan berdaya guna. Manfaat lain adalah dengan mengetahui risiko dan efek negatif yang mungkin ditimbulkan oleh bahan kimia dalam desinfektan, seperti risiko keracunan pada anak, polusi terhadap lingkungan, risiko terhadap kesehatan serta efek karsinogen, maka diharapkan konsumen lebih berhati-hati dalam penggunaan dan penanganan produk-produk tersebut. Bila semua Peristiwa terjadi bersama-sama, ini dianggap sebagai "Rantai infeksi". Infeksi Kontrol Strategi efektif mencegah infeksi atau penyakit interrupting oleh satu atau lebih link dalam rantai infeksi.

Pembersihan adalah langkah yang pagar Penting dalam semua proses dekontaminasi. Pembersihan melibatkan fisik mengakibatkan reruntuhan dan mengurangi Jumlah Mikro-organisme pada suatu instrumen atau perangkat. Terlihat reruntuhan yang salah atau tidak Organik dihapus, dapat mengganggu disinfeksi atau proses sterilisasi. Kebersihan seperti Ultrasonik kebersihan, dan kebersihan Instrumen Washer disinfectors bekerja secara efektif
Desinfeksi Mengurangi Beban patogen di Lingkungan kawanan Anda akan mengurangi risiko penyakit. Pembasmian adalah agen kimia yang dapat membunuh patogen pada kontak. Pembuatan adalah agen Kimia yang dapat membunuh patogen pada kontak. Pembersihan sebelum disinfeksi ekspose yang patogen ke desinfektan. Pembersihan sebelum disinfeksi ekspose yang patogen ke desinfektan.
1. Hapus semua selimut, pakan, dan pupuk. Hapus semua selimut, pakan, dan Pupuk.
2. Membersihkan kotoran longgar, seluk-beluk, dll Membersihkan kotoran longgar, seluk-beluk, dll
3. Poles seluruh permukaan dengan detergen / desinfektan *. Tiang seluruh permukaan dengan detergen / desinfektan *.
4. Bilas semua deterjen dan organik dari permukaan

Selanjutnya, hama.
1. Terapkan desinfektan. Terapkan desinfektan.
2. Desinfektan biarkan hingga kering. Desinfektan antara biarkan kering.
3. Lagi ubat pembasmi kuman dan keringkan kedua waktu (opsional). Lagi ubat pembasmi kuman dan keringkan kedua waktu (opsional).
4. Bed kawasan dengan bahan segar dan bersih, kuman, mencuci, dan semua air kering dan peralatan makan sebelum refilling mereka. Kawasan tempat tidur dengan bahan segar dan Bersih, kuman, mencuci, dan semua udara kering dan peralatan makan sebelum refilling mereka.

Bagaimana cara memilih desinfektan?

Tindakan yang letal ubat pembasmi kuman untuk berbagai patogen (virus, bakteri, jamur, protozoa) tergantung pada komposisi kimia dari desinfektan dan make-up dari organisme. Tindakan yang letal ubat pembasmi kuman untuk berbagai patogen (virus, bakteri, jamur, protozoa) TERGANTUNG pada komposisi Kimia dari desinfektan dan make-up dari organisme. Bila memilih disinfektan, mempertimbangkan karakteristik ini: Bila memilih disinfektan, mempertimbangkan karakteristik tersebut:
 Biaya
 Efisiensi (pembunuhan efisiensi terhadap virus, bakteri, jamur) Efisiensi (pembunuhan efisiensi terhadap virus, bakteri, jamur)
 Aktivitas dengan organik dengan Kegiatan Organik
 Keracunan (relatif aman untuk hewan) Keracunan (relatif aman untuk Hewan)
 Residual kegiatan Sisa Kegiatan
 Efek pada kain dan logam Efek pada Kain dan Logam
 Aktivitas Kegiatan dengan sabun dengan sabun
 Kelarutan (keasaman, alkalinity, pH) Kelarutan (keasaman, alkalinity, pH)
 Kontak Kontak saat waktu
 Suhu Suhu

Yang relatif pentingnya karakteristik tersebut akan bergantung pada setiap individu dalam situasi, tetapi efisiensi dan racun untuk binatang yang selalu penting keprihatinan. Yang relatif pentingnya karakteristik tersebut akan bergantung pada setiap individu dalam situasi, tetapi efisiensi dan account ini untuk binatang yang selalu Penting keprihatinan. Tidak desinfektan bekerja cepat. Tidak desinfektan bekerja cepat. Semua memerlukan sejumlah waktu kontak yang akan efektif. Semua memerlukan sejumlah waktu kontak yang akan efektif. Suhu dan konsentrasi pembasmian mempengaruhi tingkat pembunuhan mikroorganisme. Suhu dan konsentrasi Pembuatan mempengaruhi tingkat pembunuhan mikroorganisme. Disarankan menggunakan konsentrasi pembasmian adalah penting. Disarankan menggunakan konsentrasi Pembuatan adalah Penting. Kegiatan banyak pembasmian meningkatkan signifikan jika suhu meningkat. Kegiatan Pembuatan banyak Meningkatkan suhu Meningkat signifikan yang salah.

Semua pembasmian adalah kurang efektif dalam kehadiran bahan organik, yaitu, Anda tidak dapat kuman kotoran. Semua Pembuatan adalah kurang efektif dalam KEHADIRAN bahan Organik, yaitu, Anda tidak dapat kuman kotoran. Organik interferes dengan tindakan pembasmian oleh: lapisan yang patogen dan mencegah kontak dengan desinfektan; membentuk kimia obligasi dengan disinfektan, sehingga tidak aktif terhadap organisme; reacting atau kimiawi dengan ubat pembasmi kuman dan neutralizing. Organik interferes dengan Tindakan Pembuatan oleh: lapisan yang patogen dan mencegah kontak dengan desinfektan; membentuk Kimia obligasi dengan disinfektan, sehingga tidak aktif terhadap organisme; reacting atau kimiawi dengan ubat pembasmi kuman dan neutralizing. Pembersihan sebelum penerapan desinfektan adalah penting! Pembersihan sebelum penerapan desinfektan adalah Penting!

Pembasmian dapat dibagi ke dalam kelas berikut berdasarkan komposisi kimia: Pembuatan dapat dibagi ke dalam Kelas berikut berdasarkan komposisi Kimia:

 Phenols
 Hypochlorites (kaporit) Hypochlorites (kaporit)
 IODOPHORS (yodium) IODOPHORS (yodium)
 Terdiri dr empat bagian amonium Terdiri dr empat Bagian Amonium
 Formaldehid Formaldehida
 Alkali (landa) alkali (landa)
 Chlorhexidine (Nolvasan) Chlorhexidine (Nolvasan)
 Oxidizing Agen (peroksida) Oxidizing Agen (peroksida)

Phenols

Phenols adalah batu bara tar-derivatif. Mereka memiliki karakteristik cemara-tar bau dan putar dalam air susu. Mereka memiliki karakteristik Cemara-tar bau dan putar dalam udara susu. Phenols adalah amat efektif antibacterial agen, dan mereka juga efektif terhadap jamur dan berbagai virus. Phenols adalah Amat efektif antibacterial agen, dan mereka juga efektif terhadap berbagai virus dan jamur. Mereka juga menyimpan lebih banyak kegiatan di kehadiran bahan organik dari yodium atau kaporit yang mengandung pembasmian. Mereka juga menyimpan lebih banyak kegiatan di KEHADIRAN bahan Organik dari yodium atau kaporit yang mengandung Pembuatan. Umum menggunakan hewan komersial di unit produksi meliputi: penetasan dan peralatan sanitasi, dan footbaths. Umum menggunakan Hewan komersial di unit produksi meliputi: penetasan dan peralatan sanitasi, dan footbaths. Contoh: Lysol, Pine-Sol, Cresi-400, lingkungan, dan Tek-Trol. Contoh: Lysol, Pine-Sol, Cresi-400, Lingkungan, dan Tek-Trol.
Terdiri dr empat bagian amonium Terdiri dr empat Bagian Amonium
Terdiri dr empat bagian amonium memanjang umumnya tanpa bau, warna, nonirritating, dan deodorized. Terdiri dr empat Bagian Amonium memanjang umumnya tanpa bau, warna, nonirritating, dan deodorized. Mereka juga memiliki beberapa tindakan deterjen, dan mereka pun pembasmian. Mereka juga memiliki beberapa Tindakan deterjen, dan kata-kata Pembuatan mereka. Namun, beberapa terdiri dr empat bagian memanjang amonium adalah vaksin di hadapan beberapa soaps sabun atau residu, jadi hati-hati produk pilihan adalah penting. Namun, beberapa terdiri dr empat Bagian memanjang Amonium adalah vaksin di beberapa HADAPAN soaps sabun atau residu, jadi hati-hati adalah pilihan produk Penting. Antibacterial aktivitas mereka berkurang dengan kehadiran bahan organik. Antibacterial aktivitas mereka berkurang dengan KEHADIRAN bahan Organik. Terdiri dr empat bagian amonium memanjang yang efektif terhadap bakteri dan tidak efektif terhadap virus dan jamur. Terdiri dr empat Bagian Amonium memanjang yang efektif terhadap bakteri dan tidak efektif terhadap virus dan jamur. Kompleks ini digunakan secara luas di Tempat pemijahan komersial. Contoh: Roccal, Germex, Hi-Lethol, San-O-Fec, Warden, dan Zephiran. Kompleks ini digunakan secara luas di Tempat pemijahan komersial. Contoh: Roccal, Germex, Hi-Lethol, San-O-Fec, Warden, dan Zephiran.

IODOPHORS IODOPHORS
Kompleks yodium tersedia sebagai IODOPHORS, yang merupakan kombinasi dari kekuatan yodium dan substansi yang membuat yodium larut dalam air. Kompleks yodium tersedia sebagai IODOPHORS, yang merupakan Kombinasi dari kekuatan yodium dan substansi yang membuat yodium Larut dalam udara. Mereka adalah pembasmian baik, tetapi tidak bekerja dengan baik dalam kehadiran bahan organik. Pembuatan mereka adalah baik, tetapi tidak bekerja dengan baik dalam KEHADIRAN bahan Organik. IODOPHORS yang efektif terhadap bakteri, jamur, dan banyak virus. IODOPHORS yang efektif terhadap bakteri, jamur, dan banyak virus. Di Tempat pemijahan, yodium digunakan pada peralatan dan dinding, dan air untuk disinfeksi. Di Tempat pemijahan, yodium digunakan pada peralatan dan Dinding, dan udara untuk disinfeksi. Yodium adalah racun yang paling pembasmian dibahas di sini. Yodium adalah pagar Pembuatan account ini yang dibahas di sini. Banyak produk yodium dapat noda pakaian dan keropos permukaan. Banyak produk yodium dapat noda pakaian dan keropos permukaan. Contoh: Betadine, Iofec, Isodyne, Losan, Tamed Yodium dan Weladol. Contoh: Betadine, Iofec, Isodyne, Losan, Tamed Yodium dan Weladol.


Hypochlorites
Kaporit memanjang yang baik pembasmian bersih pada permukaan, tetapi dengan cepat oleh vaksin kotoran. Kaporit memanjang yang baik Pembuatan Bersih pada permukaan, tetapi dengan cepat oleh vaksin kotoran. Kaporit yang efektif terhadap banyak bakteri dan virus. Kaporit yang efektif terhadap banyak bakteri dan virus. Kompleks ini juga jauh lebih aktif dalam air hangat daripada di air dingin. Kompleks ini juga jauh lebih aktif dalam udara hangat daripada di udara dingin. Kaporit solusi dapat sedikit yg menjengkelkan untuk kulit dan menghakis logam. Kaporit dapat sedikit solusi yg menjengkelkan untuk kulit dan menghakis Logam. Mereka yang relatif murah. Mereka yang relatif murah. Contoh: Clorox, Chloramine-T, dan Halazone. Contoh: Clorox, Chloramine-T, dan Halazone.

Oxidizing agen Oxidizing Agen
Hidrogen peroksida dan lain oxidizing agen, seperti peracetic asam dan propionic asam atau asam peroxygen sistem yang digunakan dalam operasi unggas komersial. Hidrogen peroksida dan lain oxidizing agen, seperti peracetic Asam dan propionic Asam Asam peroxygen atau sistem yang digunakan dalam operasi unggas komersial. Mereka yang aktif terhadap bakteri, spora bakteri, virus, dan jamur pada konsentrasi cukup rendah. Mereka yang aktif terhadap bakteri, spora bakteri, virus, dan jamur pada konsentrasi cukup rendah.

Alami DESINFEKSI Agen Alam agen Pembuatan

Alam yang memaksa mengurangi beban patogen dalam lingkungan yang penting dan dapat digunakan untuk keuntungan kami. Alam yang memaksa mengurangi Beban patogen dalam Lingkungan yang Penting dan dapat digunakan untuk keuntungan kami. Termasuk sinar matahari, panas, dingin, pengeringan (proses pengeringan) dan agitation. Peringkat Sinar Oldish., romantis, dingin, pengeringan (proses pengeringan) dan agitation. Yang sinar ultraungu dari sinar matahari yang sangat ampuh dalam membunuh mikroorganisme. Yang Sinar ultraungu dari Sinar Oldish. yang sangat Ampuh dalam membunuh mikroorganisme. Hal ini sangat berguna di luar bangunan, namun sayangnya sinar ultraungu yang tidak dapat melewati kaca atau atap atau debu. Hal ini sangat berguna di luar bangunan, Namun sayangnya Sinar ultraungu yang tidak dapat melewati Kaca atau atap atau debu. Pengeringan dari udara segar dan angin juga akan membunuh patogen, terutama ketika mereka terkena dalam proses pembersihan. Pengeringan dari Udara segar dan angin juga akan membunuh patogen, terkena Selain itu, terungkap dalam proses pembersihan. Dalam tanah, mikroorganisme yang tidak menimbulkan penyakit (bukan patogenik bakteri dan jamur) memproduksi zat yang mencegah pertumbuhan atau membunuh organisme patogen. Dalam tanah, mikroorganisme yang tidak menimbulkan penyakit (bukan patogenik bakteri dan jamur) memproduksi zat yang mencegah pertumbuhan atau membunuh organisme patogen. Suhu ekstrem (di bawah beku atau di atas 85 o M) akan membunuh mikroorganisme, meskipun kelemahan untuk perubahan suhu bervariasi secara luas. Suhu ekstrem (Beku di bawah atau di atas 85 o F) akan membunuh mikroorganisme, meskipun kelemahan untuk perubahan suhu bervariasi secara luas.

Bagaimana cara kuman saya minum air?
Chlorination umumnya digunakan sebagai desinfektan untuk air minum di suatu konsentrasi 3 ppm (parts per million). Chlorination umumnya digunakan sebagai desinfektan untuk Air Minum di suatu konsentrasi 3 ppm (parts per million). Konsentrasi hingga 10 ppm telah dilaporkan baik ditolerir oleh ayam.. Lima ppm diperlukan untuk mengendalikan lumpur. Lima ppm Diperlukan untuk mengendalikan Lumpur. Chlorination dapat dilakukan dengan berbagai cara, namun, cairan sodium hipoklorit adalah yang paling praktis. Chlorination dapat dilakukan dengan berbagai cara, Ribuan, cairan sodium hipoklorit adalah pagar yang praktis. Rumah tangga pemutih dicairkan sodium hipoklorit. Rumah tangga pemutih dicairkan sodium hipoklorit. Produk bervariasi dari 5 hingga 15 persen sodium hipoklorit. Produk bervariasi antara 5 dari 15 Persen sodium hipoklorit. Clorox adalah sekitar 5%. Clorox adalah sekitar 5%.
BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES DISINFEKSI
Disinfeksi air minum dimaksudkan untuk membunuh atau menghambat aktifitas mikro organisme yang berbahaya (pathogen) yang terkandung di dalam air. Biasanya dipergunakan cara teknik fisika atau kimia. Faktor-faktor berikut ini dapat mempengaruhi disinfeksi air minum, yaitu :
1. Jenis disinfektan yang digunakan
Setiap disinfektan mempunyai keunggulan dan kelemahannya masing-masing, baik dari segi teknis (pelarutan, pembubuhan) mau pun non teknis (harga).
Berikut ini adalah jenis disinfektan
yang digunakan pada sistem penyediaan air minum di Indonesia, yaitu khlor atau senyawa khlor yang masing-masing mempunyai karakteristik sebagai bahan pertimbangan pemakaian.

2. Dosis Disinfektan
Jumlah disinfektan yang dibubuhkan tergantung dari :
1. Jenis disinfektan;
2. Daya disinfeksi;
3. Cara disinfeksi yang digunakan, karena setiap cara mempunyai sasaran yang berbeda;
4. Kadar khlor aktif; jika senyawa khlor yang digunakan sebagai disinfektan.
3. Waktu kontak
Waktu kontak air dengan disinfektan yang dibubuhkan harus cukup, jika digunakan khlor atau senyawa khlor waktu kontak minimal 30 menit, sebelum air digunakan, dengan mempertahankan sisa khlor paling sedikit 0,3 – 0,5 mg/l Cl2 setelah waktu kontak tersebut. Kecepatan pembentukan monokhloramin relatif tinggi (sebesar 90 %) dalam air dengan konsentrasi ammonia yang biasa dijumpai; pH normal akan terjadi dalam 1 menit.



4. pH
pH yang baik untuk proses disinfeksi dengan khlor adalah

Read More......

MAKALAH PENYAKIT KEJANG

18.11 Edit This 0 Comments »

A.KONSEP DASAR
a.Pengertian Kejang
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada suhu yang meninggi. Naiknya suhu badan disebabkan oleh proses diluar kapala(extrakranium), misalnya ototitis media akuta, infeksi saluran pernapasan gastroenteritis dan infeksi saluran kemih. Derajat suhu badan yang dianggap cukup untuk kejang demem 380 C atau lebih.
Kejang demam merupakan kelainan neuarologik yang sering dijumpai pada anak umur 3 bulan atau 5 bulan. Hampir 3% anak dibawah umur 5 tahun perna menderitanya. Kejang tidak selalu timbul pada suhu yang paling tinggi, kadang-kadang pada demam yang tidak begitu tinggi sudah dapat menyebabkan kejang.
Beberapa Pendapat Para Ahli Tentang Pengertian Kejang:
a. Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada saat suhu meningkat disebabkan oleh suatu proses ekstarakranium.(Darto suharso,1994;148)
b. Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal diatas 380 C yang di sebabkan oleh proses ekstrakranium (Ngasyiyah,1997;229 )



b. Etiologi
Bangkitan kejang pada bayi dan anak disebabkan oleh kenaikan suhu badan yang tinggi dan cepat yang disebabkan oleh infeksi diluar susunan saraf pusat misalnya: Tonsehilitis ostitis media akut, bronchitis dll.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat Rahmat dan hidayanyalah sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini mengenai penyakit kejang demam.
Penulisan makalah ini merupakan pengganti MID semester dan Kami menyadari penyusunan makalah mengenai penyakit kejng masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu dengan kerendahan hati kami meminta dari berbagai pihak sekiranya memberi saran dan kritik guna melengkapi makalah kami.
Tak lupa pula kami mengucapkan banyak terima kasih kepada beberapa pihakyang telah membantu serta dukungan serta masukan-masukan kepada kelompok kami sehjingga makalah kami dapat terselesaikan.
Akhirnya dengan segabla kerendahan hati, kiranya makalah ini dapat bermanfaat bukan saja bagi penulis melainkan juga bagi seluruh pembaca dan semua pihak yang memerlukannya


Maros,1 Desember 2008


Penulis
KELOMPOK 10



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATAPENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB.1 PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B.Tujuan Penulisan..........................................................................
C.Manfaat Penulisan........................................................................
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................
A. Konsep Dasar..............................................................................
a. Pengertian kejang....................................................................
b. Etiologi......................................................................................
c. Patofisiologi..............................................................................
d. Manifestasi klinik......................................................................
e. Penatalaksanaan medik...........................................................
f. Pemeriksaan Penunjang...........................................................
B. Proses Keperawatan....................................................................
a. Pengkajian................................................................................
b. Diagnosa..................................................................................
c. Intervensi .................................................................................
d. Evaluasi ...................................................................................
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Identitas Klien.
B. Analisa Data.............................................................................
C. Diagnosa Keperawatan...........................................................

a. Prinsip – Prinsip diagnosa..................................................
a) Persiapan alat................................................................
b) Prosedur Kerja
c) Persiapan pasien dan perawat
D.Tujuan Tindakan
a. Tujuan Tindakan Di lakukan................................................
b. Hasil dan maknanya ........................................................
BAB IV PENUTUP
a. Kesimpulan.........................................................................
b. Saran .................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................




BAB I
PENDAHULUAN

A . LATAR BELAKANG
Anak merupakan hal yang penting artinya bagi sebuah keluarga. Selain sebagai penerus keturunan, anak pada akhirnya juga sebagai generasi penerus bangsa. Oleh karena itu tidak satupun orang tua yang menginginkan anaknya jatuh sakt, lebih-lebih bila anaknya mengalami anaknya mengalami kejang demam.
Kejang demam merupakan kelainan neurologis akut yang paling sering jumpai pada anak. Bangkitan kejang ini terjadi karena adanya kenaikan suhu tubuh (suhu rektal diatas 38C) yang disebabkan oleh proses ekstra kranium. Penyebab demam terbanyak adalah saluran pernapasan bagian atas disusul infeksi saluran pencernaan.
Insiden terjadinya kejang demam terutama pada golongan anak umur 6 bulan sampai 4 tahun. Hampir 3% dari anak yang berumur dibawa 5 tahun perna menderita kejang demam. Kejang demam lebih sering di dapatkan pada laki-laki dari pada perempuan. Hal tersebut disebabkan karena pada wanita didapatkan maturasi serebral yang lebih cepat dibandingkan laki-laki.
Berdasarkan laporan dari daftar diagnosa dari Lab/SMF ilmu kesehatan anak RSUD Dr.Soetomo Surabaya didapatkan data adanya peningkatan insiden kajang demam. Pada tahun 1999 ditemukan pasien kejang demam sebanyak 83 orang dan tidak didapatkan angka kematian (0%). Pada tahun 2000 ditemuan pasien kejang demam 132 orang dan tidak didapatkan angka kematian(0%) dari data diatas menunjukan adanya peningkatan insiden kejadian seebesar 37%.
Bangkitan kejang berulang atau kejang yang lama akan mengakibatkan kerusakan sel-sel otak kurang menyenangkan dikemudian hari, terutama adanya cacat baik secara fisik,mental atau sosial yang menggenggu pertumbuhan dan perkembangan anak.
Kejang demam merupakan kedaruratan medis memerlukan pertolongan segera. Diagnosa secara dini serta pengelolaan secara tepat sangat diperlukan untuk menghindari cacat yang lebih parah, yang diakibatkan bangkitan kejang yang sering. Untuk itu tenaga perawat atau tenaga para medis dituntut untuk berperan aktif dalam mengatasi keadaan tersebut serta mampu memberikan asuhan keperawatan kapada keluarga dan penderita, yang meliputi aspek promotif pereventif, kuratif dan rehabilitatif secara terpadu dan berkesinambunganserta memandang klien sebagai satu kesatuan yang utuh secara bio-psiko-sosial-spiritual.prioritas asuhan kaprawatan pada kejang demam adalah: Mencegah atau mengendalikan aktifitas kejang, melindungi pasien dari trauma, mempertahankan jalan napas, meningkatkan harga diri yang positif, memberikan informasi kepada keluarga tentang proses penyakit, prognosis dan kebutuhan penangananya.


B.TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan Umum
Untuk memperoleh gambaran tentang penyakit kejang
2. Tujuan Khusus
- Memberikan gambaran tentang diagnosa keperawatan mengenai penyakit kejang
- Memberikan gambaran tentang intervensi dan prosedur-prosedur yang akan dilakukan pada pasien yang menderita penyakit kejang
- Memberikan gambaran akan bahaya yang terjadi ketika kejang terjadi pada anak

3. Manfaat Penulisan
1. Sebagai bahan bacaan dan masukan bagi pihak-pihak yang terkait dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dan dalam upaya peningkatan kualitas asuhan keperawatan.
2. Untuk menambah pengetahuan tentang penyakit kejang
3. Sebagai bahan masukan atau sumbangan masukan untuk pertimbangan bagi
Yang berminat menulis atau membahas tentang penyakit kejang


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.KONSEP DASAR
a.Pengertian Kejang
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada suhu yang meninggi. Naiknya suhu badan disebabkan oleh proses diluar kapala(extrakranium), misalnya ototitis media akuta, infeksi saluran pernapasan gastroenteritis dan infeksi saluran kemih. Derajat suhu badan yang dianggap cukup untuk kejang demem 380 C atau lebih.
Kejang demam merupakan kelainan neuarologik yang sering dijumpai pada anak umur 3 bulan atau 5 bulan. Hampir 3% anak dibawah umur 5 tahun perna menderitanya. Kejang tidak selalu timbul pada suhu yang paling tinggi, kadang-kadang pada demam yang tidak begitu tinggi sudah dapat menyebabkan kejang.
Beberapa Pendapat Para Ahli Tentang Pengertian Kejang:
a. Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada saat suhu meningkat disebabkan oleh suatu proses ekstarakranium.(Darto suharso,1994;148)
b. Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal diatas 380 C yang di sebabkan oleh proses ekstrakranium (Ngasyiyah,1997;229 )

b. Etiologi
Bangkitan kejang pada bayi dan anak disebabkan oleh kenaikan suhu badan yang tinggi dan cepat yang disebabkan oleh infeksi diluar susunan saraf pusat misalnya: Tonsehilitis ostitis media akut, bronchitis dll.



c. Patofisiologi
Sumber energi otak adalah glukosa yang melalui prises oksidasi dipecah menjadi CO2 dan air. Sel dikelilingi oleh membran yang terdiri dari permukaan dalam yaitu lipoit dan permukaan luar yaitu ionik. Dalam keadaan normal membran sel neuron dapat melalui dengan mudah oleh ion kalium sel, maka terdapat perbedaan potensial membran yang disebut potensial membran dari neuron untuk menjaga keseimbangan potnsial membran diperlukan energi dan bantuan enzim Na-K ATP-ase yang terdapat pada permukaan sel.
Keseimbangan potensial membran ini dapat diubah oleh;
• Perubahan konsentrasi ion diruang ekstra seluler
• Rangsangan yang datang mendadak misalnya mekanisme, kimiawi atau aliran listrik dan sekitarnya
• Perubahan patofisiologi dari membran sendiri pada penyakit atau keturunan

Pada keadaan demam kenaikan suhu 1 akan mengakibatkan kenaikan metabolisme basal 10-15% dan kebutuhan oksigen akan meningkat 20%. Pada anak 3 tahun sirkulasi otak mencapai 65% dari seluruh tubuh dibandingkan dengan orang dewasa yang hanya 15%. Oleh karena itu kenaikan suhu tubuh dapat mengubah keseimbangan dari membran sel neuron dan dalam waktu yang terjadi difusi dari ion kalium maupun dari ion natrium akibat terjadinya lepas muatan listri. Lepas muatan listrik ini demikian besarnya sehingga dapat meluas keseluruh sel maupun kemembran sel sekitarnya dengan bantan ”neurotransmitter” dan terjadi kejang. Kejang demam yang berlangsung lama (lebh dari 15 menit) biasanya disertai apnea, meningkatnya kebutuhan oksigendan energi untuk kontraksi otot skelet yang akhirnya terjadi hipoksemia, hiperkapnia, asidosis laktat disebabkan oleh metabolisme anerobik, hipotensi artenal disertai denyut jantung yang tidak teratur dan suhu tubuh meningkat yang di sebabkan makin meningkatnya aktivitas otot dan mengakibatkan metabolisme otak meningkat.

d. Manifestasi Klinik
Serangan kejng biasanya terjadi 24 jam pertama sewaktu demam, berlangsung singkat dengan sifat bangkitan kejang dapat berbentuk tonik-klonik, tonik, klonik fokal atau akinetik. Umumnya kejang berhenti sendiri. Begitu kejang berhenti anak tidak memberireaksi apapun sejenak tapi setelah beberapa detik atau menit anak akan sadar tanpa ada kelainan saraf.

Gejala kejang demam terbagi atas dua golongan yaitu:
 Kejang demam sederhna (simple febrile convulsion).
 Epilepsi yang diprovokasi oleh demam (epilepsy triggeredoff by fever)
Yang termasuk kejang demam sderhana adalah:
 Umur anak waktu kejang antara 6 bulan hingga 4 tahun
 Waktu kejang sebentar, tidak lebih dari 15 menit
 Kejang bersifat umum
 Kejang timbul dalam 16 jam pertama setelah timbulnya demam
 Tidak terdapat kelainan saraf sebelum dan sesudahnya kejang
 Hasil pemeriksaan EEG (Elektro Encephalografhy, perekaman arus llistrik otak) normal
 Frekuensi bangkiitan kejang tidak lebih dari 4x setahun.
e. Penalaksanaan Medik
Dalam penanggulangan kejang demam ada 4 faktor yang perlu dikerjakan yaitu:
Pemberantasan kejang secepat mungkin
Pemberantasan kejang di Sub bagian syaraf anak, Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI sebagai berikut:
1. Segera berikan diazepam intravena dosis rata-rata 0,3 mg/kg atau diazepam g rectal dosis kurang lebih 10 kg : 5 mg, bila kejang tidak berhenti maka tunggu 15 menit dapat diulang dengan cara/dosis yang sama sehingga kejang berhenti.
2. bila diazepam tidak tersedia, langsung memakai fenobarbital dengan dosis awal:
Neonatus : 30 mg I.M
1 bulan – 1 tahun : 50 mg I.M
> 1 tahun : 75 mg I.M

Pengobatan
1. Pengobatan fase akut
Pada waktu penderita sedang kejang, lepaskan semua pakaian yang ketat,
Miringkan pasien untuk mencegah aspirasi (masuknya cairan / maakanan kedalam saluran nafas ), dan usahakanlah jalan napas bebas supaya oksigenasi lancar. Kompres es atau air untuk menurungkan suhu tubuh yang tinggi. Diberikan obat penurun panas asetilsalisilat atau asetominofen. Untuk mengatasi kejang dokter akan memberikan diazepam intra rektal (ddimasukkan dalam dubur )
2. Mencari dan mengobati penyebab
Pemeriksaan cairan otak melalui lumbal punksi ( mengambil dengan cairan jarum melalui celah tulang belakang ) dilakukan pada bayi di bawah 6 bulan untuk mengetahui kemungkinan infeksi diotak yang disebutkan meningitis atau encheaplitis.
3. Mencegah terulangnya kejang
Orang tua atau pengasuhperlu cepat mengetahui bila anak menderita
demam. Obat yang baik untuk mencega kejang demam adalah diazepam intrarektal. Diberikan tiap 12 jam pada penderita demam dengan suhu 38,5C atau atau lebih. Dosis diazepam diberikan 5 mg untuk anak kurang dari 3 tahun dan 7.5 mg untuk anak lebih dari 3 tahun, atau dapat diberikan diazepam oral dengan dosis 0,5 mg/kgBB pada waktu penderita demam(ber dasarkan resep dokter). Pengobatan diazepam rektal dapat juga diberikan oleh oramg tua atau penngasu waktu kejang.
4.Pencegahan jangka panjang dengan anti konvulsan tiap hari
Ini diberikan pada penderita yang memperlihatkan gejala seperti berikut:
a. Sebelum kejang demam penderita sudah ada kelainan neurologis atau per
kembangan.
b. Kejang demam lebih dari 15 menit, fokal diikuti oleh kelainan neurologis sementara atau menetap
c. Riwayat epilepsi pada orang tua atau saudara kandung
d. kejang demam pada bayi di bawah 12 bulan atau kejang multipel pada satu episode demam.


B. PROSES KEPERAWATAN
a. Pengkajian
Pengkajian adalah pendekatan sistemik untuk mengumpulkan data dan menganalisa, sehingga dapat diketahui kebutuhan pasien tersebut. Langkah – langkah dalam pengkajian meliputi pengumpulan data, analisa dan sintesa data serta perumusan diagnosa keperawatan. Pengumpulan data akan menentukan kebutuhan dan masalah kesehatan atau keperawatan yang .meliputi kebutuhan fisik, psikososial dan lingkungan pasien. Sumber data didapatkan dari pasien, keluarga, teman, team kesehatan lain, catatan pasien dan hasil pemeriksaan laboratoruium.
Metode pengumpulan data melalui :
 Obserpasi yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi.
 Wawancara yaitu pengumpulan data yang berupa percakapan untuk memperoleh data yang akurat
 Catatan yaitu berupa catatan klinik, dokumen baru maupun yang lama
 Literatur yaitu mencakup semua meteri, buku-buku, majalah dan surat kabar.

b.Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas, singkat, dan pasti tentang masalah pasien / klien serta penyebabnya yang dapat dipecahkan atau diubah melalui tindakan keperawatan.
Diagnosa keperawatan yang muncul adalah
• Potensial terjadinya kejang ulang berhubungan dengan hipertermi
• Potensial terjadinya trauma fisik berhubungan dengan kurangnya koordinasi otot
• Gangguan rasa nyaman mberhubungan dengan hipertermi yang ,ditandai :
1. Suhu meningkat
2. Anak tampak rewel
• Kurangnya pengetahuan keluarga berhubungan dengan keterbatasan informasi

c.Intervensi
Intervensi adalah keputusan awal tentang apa yang akan dilakukan, bagaimana , kapan dilakaukan, dan siapa yang akan melakukan kegiatan tersebut.




Diagnosa keperaawatan :Potensial terjadi kejang ulang

INTERVENSI RASIONAL
1. longgarkan pakaian, berikan pakaian yang tipis, yang mudah menyerap keringat

2. Berikan kompres dingin

3. Berikan ekstra cairan (susu, nsari buah dan lain-lain)
4. Okserfasi kejang dan TTV tiap 4 jam

5. Batasi aktifitas selama anak demam 1. Proses konveksi akan terhalang oleh pakaian yang ketat dan tidak menyerap keringat
2. Perpindahan panas secara konduksi
3. Saat demam kebutuhan cairan meningkat
4. Pemantauan yang teratur dapat menentukan tindakan yang akan dilakukan
5. Aktifitas dapat men ingkatkan metabolisme dan meningkatkan suhu tubuh.

Diagnosa Keperawatan : Potensial terjadinya trauma fisik

INTERVENSI RASIONAL
1. Berikan tongue spatel diantara gigi atas dan bawah
2. Letakkan klien ditempat yang lembut

3. Catat tipe kejang (lokasi, lama) dan frekuensi kejang
4. Catat TTV sesuda pasien kejang 1. Menurunkan resiko trauma pada mulut
2. Membantu menurunkan resiko injuri fusuk pada ekstimitas kstika kontrol otot pulunter berkurang
3. Membantu menurunkan lokasi area serebral yang terganggun
4. Mendeteksi secara dini keadaan yang abnormal

Diagnosa Keperawatan : Gangguan rasa nyaman

INTERFENSI RASIONAL
1. Kaji faktor-faktor terjadinya hipertermi

2. Obsvasi TTV

3. Pertahankan suhu tubuh normal

4. Ajarkan kepada keluarga memberikan kompres dingin pada kepala/ ketiak 1. Mengetahui penyebab terjadinya hipertermi pada penambahan pakaian/ selimut dapat menghambat penurunan suhu tubuh
2. Pemantauan TTV yang teratur dapat menentukan perkembangan keperawatan yang selanjutnya
3. Suhu tubuh dapat dipengaruhi pada tingkat aktivitas, suhu lingkungan, kelembaban tinggi akan mempengaruhi panas atau dinginya tubuh
4. Proses konduksi/perpindahan panas dengan satu bahan perantara


d. Evaluasi
Tahap evaluasi dalam tahap proses keperawatan menyangkut pengumpulan data subjektif dan objektif yang telah ditetapkan yang akan menunjukkan apakah tujuan pelayanan keperawatan sudah dicapai atau belum. Bila perlu langka evaluasi ini merupakan langkah awal dari identifikasi dan analisa masalah selanjutnya.

NO. Dianosa Evaluasi
1.









2.







3. Potensial kejang berulang









Potensial terjadi trauma fisik







Gangguan rasa nyaman Klien tidak mengalami kejang selama 2x24 jam
Kriteris:
- Tidak terjadi serangan ulang
- Suhu :36-37 C
- N : 100-110x/menit
- Kesadaran : Composmentis
-Tidak terjadi trauma fisik selama perawatan.
Kriteria :
- Tidak terjadi trauma fisik selama kejang
- Mempertahankan tindakan yang mengontrol aktivitas kejang
-Mengidenntivikasi tindakan yang harus diberikan tindakanketika terjadi kejang
Rasa nyaman terpenuhi
Kriteria :
- TTV
- Suhu : 36-37 C
- N : 100-110x/ menit
- RR : 24-28x/ menit
- kesadar : Composmentis
- Anak tidak rewel



BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
a. Identitas Klien

Nama : An ‘A’
Umur : 10 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SD
Alamat : Jl.Tupai Makassar
Status : Belum kawin
Agama : Islam
Suku / bangsa : Makassar / Indonesia

b. Riwayat keluhan
Klien masuk rumah sakit Labuang Baji pada tanggal 27 November 2008 dengan keluhan demam yang disertai dengan kejang. Keluhan ini dirasakan secara terus menerus. Hal-hal yang meringankan apabila klien dikompres dengan air dingin dan minum obat antipiretik seperti paracetamol dan hal-hal yang memperberat apabila klien banyak bergerak.

B. Analisa Data
1.Data Subjektif
-Orang tua klien mengatakan anaknya demam
-Orang tua klien mengatakan anaknya rewel
-Orang tua klien mengatakan anaknya susah tidur
-Klien tampak cemas

2. Data Objektif
-Klien tampak gelisah
- Klien tampak lemas
- TTV : N : 80x/i
S : 38 C
P : 24x/i

3. Pengkajian Fisik
a. Kepala
Inspeksi : - Warna rambut hitam dan tidak mudah rontok
- Pertumbuhan dan penyebaran rambut merata
Palpasi : - Tidak ada nyeri tekan
- Tidak teraba adanya massa

b. Muka
Inspeksi : -Wajah tampak simetris kiri dan kanan
- Bentuk wajah oval
Palpasi : - Tidak teraba adanya massa
: - Tidak ada nyeri tekan
c. Mata
Inspeksi : - Pupil bermidriasis
- Penglihatan tajam
- Sklera tidak ikterus
- konjungtifa tampak anemis
Palpasi : -Tidak teraba nyeri tekan
d.Hidung
Inspeksi : - Septum hidung simetris kiri dan kanan
- Kemampuan penciuman baik
- Tidak tampak adanya peradangan
Palpasi : -Tidak ada nyeri tekan
: - Tidak teraba adanya nyeri tekan


e. Telinga
Inspeksi : - Telinga simetris kiri dan kanan
: - Tidak ada tanda-tanda infeksi
Palpasi : - Tidak ada nyeri tekan
: - Tidak teraba adanya massa
f. Mulut :
Inspeksi : - Lidah tampak kotor
- Gigi tampak kotor
Palpasi : - Tidak teraba adanya nyeri takan


g. Tenggorokan
Inspeksi : tidak tampak ada tanda-tanda infeksi faring
Tidak tampak ada tanda-tanda peradangan tonsil
Palpasi : tidak adanya nyeri tekan

h. Leher
Inspeksi : Tidak tampak adanya kaku kuduk
Tidak tampak adanya pembesaran tiroid
Tidak tampak adanya pembesaran Vena Jungularis
Palpasi : Tidak teraba adanya nyeri tekan
Tidak teraba adanya massa
i.Toraks
Inspeksi : - Bentuk dada normochast
- Bunyi napas reguler
Palpasi : - tidak teraba adanya nyeri tekan
- Tidak teraba adanya massa
Perkusi : - bunyi sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi: - Bunyi napas vesikuler
- tidak ada bunyi tambahan

j. Jantung
Inspeksi : - Iktuskordis tidak tampak
Palpasi : - Tidak teraba nyeri tekan
- Tidak teraba adanya massa
Perkusi : - Bunyi pekak pada jantung
Auskultasi: - Bunyi jantung terdengar murni

k. Abdomen
Inspeksi: - Warna kulit sawo matang
- Peristaltik usus 15x/i
- Tidak tampak adanya pembesaran hepar
Palpasi : - Tidak teraba adanya nyeri tekan
- Tidak teraba adanya massa
Perkusi : - Bunyi timpani pada abdomen

l. Ekstremitas
Atas : Tidak terdapat atropi dan hipertropi otot
Refleks trisep (+)
Refleks Bisep (+)
Bawah : Mobilitas baik
Refleks Fisiologis: Patella (+)
Archles (+)
Refleks Patologis Babinsky (+)
Suhu pada daerah akral 38 C
m. Genetalia
Tidak di kaji.





4. Pemeriksaan Penunjang
1. Darah
Glukosa darah : Hipoglikemia merupakan predisposisi kejang (N < 200 mq/dl) BUN : Peningkatan BUN mempunyai potensi yang kejang merupakan indikasi netro toksik akibat dari pemberian obat. Elektrolit : K,Na Ketidakseimbangan elektrolit merupakan predisposisi kejang Kalium (N 3,80–5,00 meq/dl) Natrium (N135-144 meq/dl) 2. Cairan serebro spinal: mendeteksi tekanan darahabnormal dari CCS tanda infekai, pendarahan penyebab kejang. 3. skull Ray : untuk mengindentifikasi adanya proses desak ruang dan adannya lesi. 4. Transiluminasi : Suatu cara yang dikerjakan pada bayi dengan UUB masih terbuka (dibawah 2 tahun. 5. CT scan : Untuk mengidentifikasi lesi serebral infaik hematoma, serebral oedem, tauma abses, tumor dengan atau tanpa kontraks. C. Diagnosa Keperawatan Potensial terjadinya kejang berulang b/d hipertermi. D. Prinsip-prinsip Tindakan dan Rasional a. Resiko tinggi terhadap peningkatan suhu tubuh a) Mengukur suhu melalui axilla (a) Persiapan alat - Termometer - Kapas alkohol - Alat tulis - Jam tangan (b) Persiapan pasien Pasien diberi tahu tentang hal-hal yang akan dilakukan. (c) Persiapan perawat - Mencuci tangan (d) Prosedur kerja  termometer didesinfeksi dengan menggunakan kapas alkohol  Air raksa termometer diturunkan dengan cara mengiba ngibaskan sampai batas normal (350 C)  Termometer diletakkan didaerah axilla klien dengan cara dijepit  Tunggu hasilnya 10 – 15 menit  Ambil termometer dan perhatikan angka air raksa dengan jelas  kemudian hasil dicatat  Termometer didesinfeksi dengan kapas alkohol  Alat dibereskan dan klien dirapikan kembali. (e) Tujuan tindakan dilakukan - Memantau ada tidaknya perubahan suhu tubuh - untuk mendapatkan suhu tubuh yang normal - Memudahkan perawat untuk melakukan intervensi selanjutnya (f) Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut - Letak termometer axilla yang tidak tepat dapat mengakibatkan hasil yang tidak akurat. (g) Hasil dan maknanya - Mengetahui adanya peningkatan dan penurunan suhu tubuh BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Setelah penulis membahas secara teori dan membaca serta memahami apa yang diuraikan dalam makalah ini maka kelompok mencoba menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. setelah kelompok melaksanakan pengkajian kelompok kami mendapatkan keluhan demam dan kejang 2. Setelah kelompok merumuskan diagnosa keperawatan maka tindakan yang akan diambil yaitu mengukur suhu tubuh 3. Berdasarkan tinjauan kasus pada klien yang mengalami gangguan sistem persyarafan ’kejang demam’ maka kelompok kami mengangkat sebuah diagnosa yaitu : • Potensi terjadinya kejang berulang b/d hipertermi B. Saran 1. Institusi Tugas ini kiranya dapat dimanfaatkan sebagai bahan bacaan dan masukan bagi berbagai pihak. 2. Orang tua Kepada orang tua agar senantiasa menperhatikan kesehatan anaknya. 3. Penulis Proses penyusunan makalah ini menambah pengetahuan dan pola fikir kami agar senantiasa mampu berbuat lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Dr. Niko A. Lumenta, 2004. Kenali Jenis Penyakit Dan Penyumbuhan.Sinar Harapan: Jakarta. http://daydrop.multiply.com/reviews/item/6. http://Keluarga sehat.wordpress.com/2008/10/20/Kejang-demam. http://www. Sehat group. Web/id/artikel/1089.asuhan keperawatan.FNM-1089.

Read More......

Bicara Hati

07.41 Edit This 0 Comments »

Bicara Hati
aku selalu ingin menyimpan luka ini
memendamnya dalam kendi lalu kusembunyikan dalam lumpur
biar kuhias dengan senyuman tawar
dan biarkan bayang senja tertegun mengejekku

aku tak pernah bisa mengatakan apa yang kurasa
pun tak tahu apa yang sesungguhnya ada di hatiku
karena menatapmu, melihat senyummu, membuat aku ingin menggenggam dunia

aku tak ingin berharap apapun darimu
biarkan saja asa yang ada mengalir dari gunung
lalu berhenti pada muara penantian yang tak sempurna


aku akan melihat dari ujung dermaga
dan melepas asa ini dalam airmata
akan kubiarkan hujan membunuh huruf huruf yang terluka
dan izinkan hatiku untuk membalut perihnya

dan pada akhirnya aku akan menaiki rakit bidadari
bersamanya kudekap sesak yang menghimpit di ujung kalbu
karena walau hanya sedikit yang ku mau
ku ingin lepas dari bayangmu...............
Diposkan oleh pudja di 00:57 0 komentar Link ke posting ini
di sudut duka
aku berpijak pada pecahan kaca...........
mematung, memandang lukisan di sudut duka
ada yang terasa mengalir di antara perih lukaku
membuat aku gemetar dalam hangat senja

risalah tak berpihak padaku
pun tak sudi sekedar memayungiku dari gerimis petang ini
titis titis air menghunjamku, menenggelamkan dalam pusaran waktu

aku berpaling pada melati di sudut taman
bergoyang seirama angin yang berhembus pelan
tetap tenang, meski kelopaknya gugur satu persatu
membuatku tersedu

ini pilihan yang tak selalu indah
saat harus bertarung pada nurani dan kenyataan
duka siapa di sudut itu?
mungkin hanya ilalang yang tahu.............
Diposkan oleh pudja di 00:48 0 komentar Link ke posting ini
Sabtu, 2007 Desember 29
satu cerita dalam hati
Aku ingin menggambarkan suasana dalam pasir pasir pantai
Melukis wajahmu dengan segenap rasa yang kupunya
Ingin kutumpahkan tangis jadi bingkai untuk lukisan bebatuan
Biar karang yang menyeka luka itu jadi senyuman

Sejauh yang kutahu dan kuyakini
Terlalu berat menafsirkan arti semuanya
Pada jejak jejak luka yang berusaha kusulam menjadi aliran darah
Tetap sama :menawarkan duka

Dan pada saat aku ingin mengakhiri segalanya
Mengapa datang membawa seribu puisi?

Read More......

AKPER + Makalah Biologi

20.18 Edit This 0 Comments »

Bagi kebanyakan dari kita, ketika mendengar kata evolusi, kita langsung teringat akan Teori Darwin. Bagaimanapun, jangan lupa bahwa Teori Darwin hanya suatu teori dan tidak lebih. Yang lebih, bahwa banyak orang-orang sudah menerima nya sebhref="file://agai fakta hidup. Tetapi evolusi versi ini menjelaskan bahwa pada awalnya tidak ada kehidupan, karena "kesempatan" mahluk hidup primitif hidup didalam semacam sup purba (primordial soup). Dari bentuk kehidupan tersebut beberapa jenis kehidupan lainnya muncul dan secara berangsur-angsur berkembang semakin banyak melalui variasi acak dan pemilihan secara alami.

Walaupun banyak orang yang menerima hipotesa itu, para ilmuwan masih berusaha untuk mengumpulkan bukti untuk membuktikan apa yang mereka klaim.Tetapi sampai saat ini, tak seorangpun telah melihat kehidupan atau kesadaran secara sepontan dihasilkan dari suatu kombinasi unsure unsur kimia yang tak berdaya.Jika seseorang bertanya dari mana planet datang berserta semua unsure unsure kimianya yang ditemukan didalam sup purba yang memunculkan kehidupan; dan kemudian muncul lagi hypotesa yang lain yaitu teori ledakan dahsyat (big bang). Teori ini memperkenalkan gagasan yang menyatakan pada mulanya semua hal terpusatkan ke dalam satu titik yang kepadatannya tanpa batas dan temperatur yang tinggi sehingga terjadi ledakan yang dahsyat, sehingga tercipta partikel-partikel subatomic, kemudian atom, bintang, planet, dan lain lainnya. Ini nampaknya sangat masuk akal, tetapi ada suatu masalah dengan gagasan ini .Pada tatanan dasar mathematika situasi seperti itu disebut suatu "keistimewaan" atau dengan kata lain, ketidakmungkinan Ada banyak permasalahan dengan teori evolusi dan ledakan dahsyat (big bang), dimana makin banyak ilmuwan menjadi sadar siapa yang siap mengakui secara sunguh sungguh teori seperti itu.. Sebagai contoh, didalam pengembangbiakan buah-buahan, bunga atau serangga; peneliti menemukan keterbatasan didalam tingkat perubahan yang anda dapat hasilkan pada species. Sekali species dibiarkan berkembang biak seperti biasanya yang tidak diseleksi alam, dia akan kembali kebentuk standarnya. Ini nampaknya menunjukkan adanya karakteristik antievolusi, yang berarti memungkinkan terjadinya sedikit perubahan dalam bentuk yang ada Sebenarnya, dalam " The Origin of Speices," Darwin sendiri mengaku kesulitan didalam menerima sepenuhnya teori miliknya dalam setip kasus. Ia katakan, "Untuk mengambil contoh mata, yang bagian bagiannya tidak dapat ditiru misalnya menyesuaikan focus ke jarak yang berbeda, untuk menerima sejumlah cahaya yang berbeda, dan untuk mengoreksi bentuk bola dan penyimpangan kromatik; yang mungkin telah dibentuk oleh pilihan alam, nampaknya, aku dengan sukarela mengaku, kemustahilan yang tinggi."
Mr. Goldsmith, tercatat sebagai seorang ahli biologi, juga tiba pada kesimpulan yang sama dalam kasus mata itu. Dengan mengambil suatu bagian dari mata, seperti retina, mata tidak akan berfungsi sama sekali. Dengan begitu keseluruhan mata telah diciptakan secara serempak untuk menjadi sebuah mata yang berfungi. Ditambah lagi disitu harus ada satu jalan untuk menghubungkannya dengan otak agar semuanya berjalan dengan baik. Mr. Goldsmith berkata bahwa ada sebanyak tujuhbelas organ seperti itu di dalam badan yang tidak bisa diterangkan oleh teori evolusi.
Adalah menarik untuk dicatat bahwa Russel Wallace, seorang peneliti alam dari Inggris dan merupakan teman dari Charles Darwin, juga menyampaikan suatu teori evolusi yang mandiri tetapi yang tidak memasukkan roh manusia dalam proses evolusiner itu. Ia menyimpulkan bahwa kesadaran manusia adalah suatu ciptaan khusus yang tidk bisa diuraikan melalui teori evolusi biologi.Ada ilmuwan lain yang juga mengatakan teori evolusi sebagai tidak dapat dipercaya. Dengan mempertimbangkan semua itu, menurut kebanyakan ilmuwan, umur bumi adalah sekitar 4 - 5 milyar tahun usianya, ini berarti bahwa evolusi mustahil terjadi. Ini belum termasuk waktu yang diperlukan untuk berjuta-juta mutasi dan perubahan yang diperlukan untuk berevolusi menghasilkan mahluk hidup yang lebih kompleks seperti manusia. Di sini kita dapat lihat bahwa teori evolusi dan ledakan dahsyat (big bang) berada pada posisi yang sangat goyah, dan sangat mungkin hanya mencoba untuk menjelaskan alam semesta dengan cara mekanistis. Sudut pandang seperti itu mendukung bahwa tidak ada Tuhan atau perancang ciptaan dan semua itu bekerja secara sederhana seperti mesin. Dengan cara ini dunia dan manusia tidak lebih daripada hasil sampingan dari mesin yang bekerja menurut hukum fisik. Jika demikian halnya, kemudian melalu ilmu pengetahuan kita dapat secepatnya belajar bagaimana cara mengendalikan dan menggerakkan alam semesta ini dengan cara apapun yang kita inginkan.
www.madina-sk.com/index.php?option=com_docman&task=doc_view&gid=824
Senin,22 Desember 2008,
Pukul 18.00 Wita


EVOLUSI MASA DEPAN

NEW YORK – Saat Charles Darwin menyampaikan kesimpulan penelitiannya tentang asal-usul perilaku manusia dalam sejarah spesies mamalia pada tahun 1859, ia berhasil mengejutkan dunia. Terutama bagi kalangan yang mempercayai manusia pertama berasal dari Adam dan Eva.
Dalam buku On the Origin of Species (1859) yang sangat monumental, Darwin sampai pada kesimpulan radikal bahwa emosi paling dalam manusia berakar pada evolusi organisasi sosial primata. Darwin juga berpendapat bahwa sesungguhnya manusia masih satu keturunan dengan binatang, mulai dari tawon hingga kera.
Sampai sekarang, perdebatan mengenai teori evolusi Darwin terus berlanjut. Sikap para ilmuwan terbelah dua, antara yang setuju dan tidak. Menariknya, saat perdebatan evolusi belum usai, seorang profesor biologi dari University of Rochester, New York justru menyodorkan konsep baru tentang prediksi evolusi. Jadi, jika mempelajari evolusi masa lalu menjadi terlalu rumit -karena kita tidak hidup pada jaman itu- maka sebaiknya penelitian evolusi diarahkan ke masa depan.
Penelitian ”gila” ini dilakukan Barry G. Hall dengan memantau perkembangan bakteri. Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Genetics edisi Maret 2002 ini menunjukkan bahwa model evolusi bakteri yang dikembangkan dalam laboratorium memiliki kecocokan dengan evolusi yang terjadi di alam. Model tersebut dinilai akurat sehingga dapat digunakan memprediksi bagaimana keturunan bakteri akan kebal terhadap antibiotik.
Hall memiliki contoh gen kebal antibiotik yang muncul 40 tahun lampau. ”Kami tahu bagaimana gen ini berkembang di alam selama 40 tahun lalu, jadi jika kami menerapkan model ini ke gen tersebut dan model memprediksikan hasil evolusi yang sama ketika terjadi di alam, kami percaya bahwa model ini berhasil.”
Menurut Anthony M. Dean, dosen bioteknologi di University of Minnesota, eksperimen terbaru Hall meletakkan pondasi konseptual untuk memahami evolusi fungsional enzim. Hall tak hanya mampu memprediksikan hasil evolusi adaptif, tapi juga membuktikan bahwa seleksi alam bisa dipelajari di laboratorium.

Proses Lambat
Evolusi merupakan proses yang sangat lambat. Biasanya mutasi dalam kode genetik organisme akan mengubah fungsi organisme menjadi lebih buruk, tapi kadang-kadang lebih baik. Organisme hasil mutasi ini yang kemudian tumbuh lebih baik dibanding ”saudaranya”. Jadi, saat ”saudaranya” meninggal, ia masih tetap survive.
Contoh klasik adalah lepasnya gen yang mengizinkan bakteri E. coli mencerna laktosa. Namun dari jutaan bakteri dalam satu koloni, hanya beberapa yang mengulang kembali proses pencernaan ini dan akhirnya survive.
Tiga puluh tahun lalu, Hall menumbuhkaan E. coli dalam laboratoriumnya, mencoba menemukan bakteri yang memiliki mutasi cukup signifikan tersebut untuk mempelajari bagaimana mereka bisa bersaing dengan ”saudaranya”.
Karena proses evolusi di alam terjadi dengan lambat, para ilmuwan berusaha mempercepatnya lewat bantuan dan satu sampai dua gen dan melakukan mutasi dalam tabung laboratorium.
Hasilnya, mutasi yang muncul di alam juga ditemukan dalam laboratorium. Persoalannya apakah akan selalu demikian? Hall sadar bahwa ia melakukan ”potong kompas” dengan mempercepat proses mutasi tersebut di laboratorium. Karena itu, ia ingin membuktikan apakah proses akselerasi ini menirukan secara akurat mutasi yang muncul di alam.
Jika ia dapat memutasi gen resisten antibiotik yang berusia 40 tahun, disebut TEM-1, dalam laboratorium dan mencocokkan mutasinya dengan mutasi alam, maka ia dapat melihat apakah model ini cukup akurat memprediksi perkembangan gen di alam. Hasilnya terbukti cocok. Dengan demikian, perdebatan antar ilmuwan tentang teori evolusi harusnya bisa dihentikan. Karena jika mereka sulit membuktikan evolusi di masa lampau, setidaknya mereka bisa memprediksi evolusi di masa depan. Kira-kira ”makhluk” jenis apa yang akan diturunkan manusia kelak. (san)
Situs : http://www.sinarharapan.co.id/berita/0203/25/ipt02.html
Senin, 22 Desember 2008
Pukul 18.00 Wita

PANDANAGAN EVOLUSI DARWIN DENGAN SITUASI SEKARANG
Di jaman ini, sejumlah kalangan berpandangan bahwa teori evolusi yang dirumuskan oleh Charles Darwin tidaklah bertentangan dengan agama. Ada juga yang sebenarnya tidak meyakini teori evolusi tersebut akan tetapi masih juga ikut andil dalam mengajarkan dan menyebarluaskannya. Hal ini tidak akan terjadi seandainya mereka benar-benar memahami teori tersebut. Ini adalah akibat ketidakmampuan dalam memahami dogma utama Darwinisme, termasuk pandangan paling berbahaya dari teori tersebut yang diindoktrinasikan kepada masyarakat. Oleh karenanya, bagi mereka yang beriman akan adanya Allah sebagai satu-satunya Pencipta makhluk hidup, namun pada saat yang sama berpandangan bahwa "Allah menciptakan beragam makhluk hidup melalui proses evolusi," hendaklah mempelajari kembali dogma dasar teori tersebut. Tulisan ini ditujukan kepada mereka yang mengaku beriman akan tetapi salah dalam memahami teori evolusi. Di sini diuraikan sejumlah penjelasan ilmiah dan logis yang penting yang menunjukkan mengapa teori evolusi tidak sesuai dengan Islam dan fakta adanya penciptaan.
Dogma dasar Darwinisme menyatakan bahwa makhluk hidup muncul menjadi ada dengan sendirinya secara spontan sebagai akibat peristiwa kebetulan. Pandangan ini sama sekali bertentangan dengan keyakinan terhadap adanya penciptaan alam oleh Allah.
Kesalahan terbesar dari mereka yang meyakini bahwa teori evolusi tidak bertentangan dengan fakta penciptaan adalah anggapan bahwa teori evolusi adalah sekedar pernyataan bahwa makhluk hidup muncul menjadi ada melalui proses evolusi dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Oleh karenanya, mereka mengatakan: "Bukankah tidak ada salahnya jika Allah menciptakan semua makhluk hidup melalui proses evolusi dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain; apa salahnya menolak hal ini?" Akan tetapi, sebenarnya terdapat hal yang sangat mendasar yang telah diabaikan: perbedaan mendasar antara para pendukung evolusi (=evolusionis) dan pendukung penciptaan (=kreasionis) bukanlah terletak pada pertanyaan apakah "makhluk hidup muncul masing-masing secara terpisah atau melalui proses evolusi dari bentuk satu ke bentuk yang lain. Pertanyaan yang pokok adalah "apakah makhluk hidup muncul menjadi ada dengan sendirinya secara kebetulan akibat rentetan peristiwa alam, atau apakah makhluk hidup tersebut diciptakan secara sengaja?"
Teori evolusi, sebagaimana yang diketahui, mengklaim bahwa senyawa-senyawa kimia inorganik dengan sendirinya datang bersama-sama pada suatu tempat dan waktu secara kebetulan dan sebagai akibat dari fenomena alam yang terjadi secara acak. Mula-mula senyawa-senyawa ini membentuk molekul pembentuk kehidupan, seterusnya terjadi rentetan peristiwa yang pada akhirnya membentuk kehidupan.
Oleh sebab itu, pada intinya anggapan ini menerima waktu, materi tak hidup dan unsur kebetulan sebagai kekuatan yang memiliki daya cipta.
Orang biasa yang sempat membaca dan mengerti literatur teori evolusi, paham bahwa inilah yang menjadi dasar klaim kaum evolusionis.
Tidak mengherankan jika Pierre Paul Grassé, seorang ilmuwan evolusionis, mengakui evolusi sebagai teori yang tidak masuk akal. Dia mengatakan apa arti dari konsep "kebetulan" bagi para evolusionis:
…'[Konsep] kebetulan' seolah telah menjadi sumber keyakinan [yang sangat dipercayai] di bawah kedok ateisme. Konsep yang tidak diberi nama ini secara diam-diam telah disembah. (Pierre Paul Grassé, Evolution of Living Organisms, New York, Academic Press, 1977, p.107)
Akan tetapi pernyataan bahwa kehidupan adalah produk samping yang terjadi secara kebetulan dari senyawa yang terbentuk melalui proses yang melibatkan waktu, materi dan peristiwa kebetulan, adalah pernyataan yang tidak masuk akal dan tidak dapat diterima oleh mereka yang beriman akan adanya Allah sebagai satu-satunya Pencipta seluruh makhluk hidup. Kaum mukmin sudah sepatutnya merasa bertanggung jawab untuk menyelamatkan masyarakat dari kepercayaan yang salah dan menyesatkan ini; serta mengingatkan akan bahayanya.
Pernyataan tentang "adanya kebetulan" yang dikemukakan teori evolusi dibantah oleh ilmu pengetahuan
Fakta lain yang patut mendapat perhatian khusus dalam hal ini adalah bahwa berbagai penemuan ilmiah ternyata malah sama sekali bertentangan dengan klaim-klaim kaum evolusionis yang mengatakan bahwa "kehidupan muncul sebagai akibat dari serentetan peristiwa kebetulan dan fenomena alamiah." Ini dikarenakan dalam kehidupan terdapat banyak sekali contoh adanya rancangan (design) yang disengaja dengan bentuk yang sangat rumit dan telah sempurna. Bahkan sel pembentuk suatu makhluk hidup memiliki rancangan yang sangat menakjubkan yang dengan telak mematahkan konsep "kebetulan."
Perancangan dan perencanaan yang luar biasa dalam kehidupan ini sudah pasti merupakan tanda-tanda penciptaan Allah yang khas dan tak tertandingi, serta ilmu dan kekuasaan-Nya yang Tak Terhingga.

Usaha para evolusionis untuk menjelaskan asal-usul kehidupan dengan menggunakan konsep kebetulan telah dibantah oleh ilmu pengetahuan abad 20. Bahkan kini, di abad 21, mereka telah mengalami kekalahan telak. (Silahkan baca buku Blunders of Evolutionists, karya Harun Yahya, terbitan Vural Publishing). Jadi, alasan mengapa mereka tetap saja menolak adanya penciptaan oleh Allah kendatipun telah melihat fakta ini adalah adanya keyakinan buta terhadap atheisme.

Allah tidak menciptakan makhluk hidup melalui proses evolusi
Oleh karena fakta yang menunjukkan adanya penciptaan atau rancangan yang disengaja pada kehidupan adalah nyata, satu-satunya pertanyaan yang masih tersisa adalah "melalui proses yang bagaimanakah makhluk hidup diciptakan." Di sinilah letak kesalahpamahaman yang terjadi di kalangan sejumlah kaum mukmin. Logika keliru yang mengatakan bahwa "Makhluk hidup mungkin saja diciptakan melalui proses evolusi dari satu bentuk ke bentuk lain" sebenarnya masih berkaitan dengan bagaimana proses terjadinya penciptaan makhluk hidup berlangsung.
Sungguh, jika Allah menghendaki, Dia bisa saja menciptakan makhluk hidup melalui proses evolusi yang berawal dari sebuah ketiadaan sebagaimana pernyataan di atas. Dan oleh karena ilmu pengetahuan telah membuktikan bahwa makhluk hidup berevolusi dari satu bentuk ke bentuk yang lain, kita bisa mengatakan bahwa, "Allah menciptakan kehidupan melalui proses evolusi." Misalnya, jika terdapat bukti bahwa reptil berevolusi menjadi burung, maka dapat kita katakan,"Allah merubah reptil menjadi burung dengan perintah-Nya "Kun (Jadilah)!".
Sehingga pada akhirnya kedua makhluk hidup ini masing-masing memililiki tubuh yang dipenuhi oleh contoh-contoh rancangan yang sempurna yang tidak dapat dijelaskan dengan konsep kebetulan. Perubahan rancangan ini dari satu bentuk ke bentuk yang lain - jika hal ini memang benar-benar terjadi - akan sudah barang tentu bukti lain yang menunjukkan penciptaan.

Akan tetapi, yang terjadi ternyata bukan yang demikian. Bukti-bukti ilmiah (terutama catatan fosil dan anatomi perbandingan) justru menunjukkan hal yang sebaliknya: tidak dijumpai satu pun bukti di bumi yang menunjukkan proses evolusi pernah terjadi. Catatan fosil dengan jelas menunjukkan bahwa spesies makhluk hidup yang berbeda tidak muncul di muka bumi dengan cara saling berevolusi dari satu spesies ke spesies yang lain. Tidak ada perubahan bentuk sedikit demi sedikit dari makhluk hidup yang satu ke makhluk hidup yang lain dalam jangka waktu yang lama. Sebaliknya, spesies makhluk hidup yang berbeda satu sama lain muncul secara serentak dan tiba-tiba dalam bentuknya yang telah sempurna tanpa didahului oleh nenek moyang yang mirip dengan bentuk-bentuk mereka. Burung bukanlah hasil evolusi dari reptil, dan ikan tidak berevolusi menjadi hewan darat. Tiap-tiap filum makhluk hidup diciptakan masing-masing secara terpisah dengan ciri-cirinya yang khas. Bahkan para evolusionis yang paling terkemuka sekalipun telah terpaksa menerima kenyataan tersebut dan mengakui bahwa hal ini membuktikan adanya fakta penciptaan. Misalnya, seorang ahli palaentologi yang juga seorang evolusionis, Mark Czarnecki mengaku sebagaimana berikut:
Masalah utama yang menjadi kendala dalam pembuktian teori evolusi adalah catatan fosil; yakni sisa-sisa peninggalan spesies punah yang terawetkan dalam lapisan-lapisan geologis Bumi. Catatan [fosil] ini belum pernah menunjukkan bukti-bukti adanya bentuk-bentuk transisi antara yang diramalkan Darwin - sebaliknya spesies [makhluk hidup] muncul dan punah secara tiba-tiba, dan keanehan ini telah memperkuat argumentasi kreasionis [=mereka yang mendukung penciptaan] yang mengatakan bahwa tiap spesies diciptakan oleh Tuhan. (Mark Czarnecki, "The Revival of the Creationist Crusade", MacLean's, 19 Januari 1981, hal. 56)
Khususnya selama lima puluh tahun terakhir, perkembangan di berbagai bidang ilmu pengetahuan seperti palaentologi, mikrobiologi, genetika dan anatomi perbandingan, dan berbagai penemuan menunjukkan bahwa teori evolusi tidak lah benar. Sebaliknya makhluk hidup muncul di muka bumi secara tiba-tiba dalam bentuknya yang telah beraneka ragam dan sempurna. Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa Allah menggunakan proses evolusi dalam penciptaan. Allah telah menciptakan setiap makhluk hidup masing-masing secara khusus dan terpisah, dan pada saat yang sama, dengan perintah-Nya "Kun (Jadilah)!" Dan ini adalah sebuah fakta yang nyata dan pasti.

Kesimpulan
Sungguh sangat penting bagi orang-orang yang beriman untuk senantiasa waspada dan berhati-hati terhadap sistem ideologi yang ditujukan untuk melawan Allah dan din-Nya. Selama 150 tahun, teori evolusi atau Darwinisme telah menjadi dalil serta landasan berpijak bagi semua ideologi anti agama yang telah menyebabkan tragedi bagi kemanusiaan seperti fasisme, komunisme dan imperialisme; serta melegitimasi berbagai tindak kedzaliman tak berperikemanusiaan oleh mereka yang mengadopsi berbagai filsafat ini. Oleh karenanya, tidak sepatutnya kenyataan dan tujuan yang sesungguhnya dari teori ini diabaikan begitu saja. Bagi setiap orang yang mengaku muslim, ia memiliki tanggung jawab utama dalam membuktikan kebohongan setiap ideologi anti agama yang menolak keberadaan Allah dengan perjuangan pemikiran dalam rangka menghancurkan kebatilan dan menyelamatkan masyarakat dari bahayanya.

http://us2.fmanager.net/api_v1/productDetail.php?dev-t=EDCRFV&objectId=4496
Senin, 22 Desember 2008
Pukul 18.00 Wita
EVOLUSI KIMIA
Zat-zat yang ada dalam kehidupan kita sehari-hari kebanyakan tidak dalam keadaan murni, melainkan bercampur dengan dua atau lebih zat lainnya. Seperti telah kamu pelajari di kelas VII, campuran suatu zat akan tetap mempertahankan sifat-sifat unsurnya. Oleh karena itu, suatu bahan kimia akan dipengaruhi oleh sifat, kegunaan, atau efek dari zat-zat yang menyusunnya. Kekuatan pengaruh sifat masing-masing zat bergantung pada kandungan zat dalam bahan yang bersangkutan. Banyak ragam bahan kimia yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Namun, pada bab ini hanya akan dibahas beberapa kelompok bahan kimia saja. Bahan kimia yang dimaksud, di antaranya adalah:
1. pembersih;
2. pemutih pakaian;
3. pewangi;
4. pestisida;
5. zat aditif makanan;
6. zat adiktif; dan
7. zat psikotropika.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengenal berbagai bahan kimia pembersih, di antaranya sabun dan detergen, Sabun dan detergen dalam air dapat melepaskan sejenis ion yang memiliki bagian yang suka air (hidrofilik) sehingga dapat larut dalam air dan bagian yang tidak suka akan air (hidrofobik) sehingga larut dalam minyak atau lemak. Jika dalam pakaian yang dicuci dengan detergen terdapat kotoran lemak maka bagian ion yang bersifat hidrofobik masuk ke dalam butiran lemak atau minyak dan bagian ion tersebut yang bersifat hidrofilik akan mengarah ke pelarut air. Keadaan ini menyebabkan butiran-butiran minyak akan saling tolak-menolak karena menjadi bermuatan sejenis. Akibatnya, kotoran lemak atau minyak yang telah lepas dari pakaian tidak dapat saling bersatu lagi dan tetap berada dalam larutan. Sebagai ilustrasi dari penjelasan tersebut, Kita perlu hati-hati dalam memilih bahan pembersih, bahan tersebut jangan sampai menimbulkan pengaruh yang buruk terhadap lingkungan. Beberapa jenis detergen sukar diuraikan oleh pengurai.

Pewangi merupakan bahan kimia lain yang erat kaitannya dengan kehidupan kita sehari-hari. Kita dapat memperoleh bahan pewangi dari bahan alam maupun sintetik. Bahan pewangi alami yang sudah kita kenal di antaranya diperoleh dari daun kayu putih, kulit kayu manis, batang kayu cendana, bunga kenanga, bunga melati, dan buah pala. Bahan pewangi sintetik biasanya dipakai dalam berbagai pewangi atau parfum dalam kemasan.
Bahan kimia jenis pestisida erat sekali dengan kehidupan para petani. Pestisida dipakai untuk memberantas hama tanaman sehingga tidak mengganggu hasil produksi per-tanian. Pestisida meliputi semua jenis obat (zat/bahan kimia)
Kimia sel
• Semua mahluk hidup terdiri dari sel-sel yaitu ruang-ruang kecil berdinding membran berisi cairan kimia pekat dalam pelarutan.
• Terdapat dua jenis sel, yaitu sel prokariot dan eukariot.
• Sel prokariot terdapat pada mikroorganisme sel tunggal yaitu tumbuhan dan hewan mikroorganisme, yaitu fungsi gangga, protozoa
• Istilah prokokariot dan eukariot diturunkan dari bahasa Yunani karyon yang berarti kacang, biji, atau inti. Prokariot berarti “pra inti,” dan eukariot berarti “inti yang terbentuk secara baik”. Pada prokariot, senyawa genetik ditempatkan di dalam suatu badan inti atau badan serupa inti yang tidak dikelilingi oleh membran. Eukariot, memiliki inti sel yang amat kompleks dan dikelilingi oleh selubung inti yang terdiri dari dua membrane.
KOMPOSISI KIMIA SEL
• AIR  Sekitar 70% dari total massa sel adalah air:
• ION ANORGANIK
• Na, K+, Mg2+, fosfat (HPO 4²¯), klorida (C1¯), bikarbonat (HCO3¯) sekitar  1% dari massa sel
• BIOMELEKUL
• Karbohidrat, lipid, protein dan asam nukleat
MEMBRAN PLASMA
• Mmbran sel adalah sangat penting bagi kehidupan sel, bersifat dinamik dan fluid (cair)
• Fungsi membrain sel
• memisahkan bagian dalam sel dari lingkungan ekstrasekuler
• Membatasi komparmen internaldari sel-sel eukariotik, yang meliputi inti sel dan organel-organel sitoplasmik.
• Melekul lipid membran diatur sebagai suatu lapisan ganda kontinu, setebal 5 nm disebut lipid bilayer
www.bearbookstore.com/Merchant2/merchant.mvc
Senin, 22 Desember 2008
Pukul 18.00 Wita




EVOLUSI BIOLOGI
(TEORI MENDEL)
EKSPERIMEN MENDEL
Eksperimen Mendel dimulai saat dia berada di biara Brunn didorong oleh keingintahuannya tentang suatu ciri tumbuhan diturunkan dari induk keturunannya. Jika misteri ini dapat dipecahkan, petani dapat menanam hibrida dengan hasil yang lebih besar. Prosedur Mendel merupakan langkah yang cemerlang dibanding prosedur yang dilakukan waktu itu. Mendel sangat memperhitungkan aspek keturunan dan keturunan tersebut diteliti sebagai satu kelompok, bukan sejumlah keturunan yang istimewa. Dia juga memisahkan berbagai macam ciri dan meneliti satu jenis ciri saja pada waktu tertentu; tidak memusatkan perhatian pada tumbuhan sebagai keseluruhan.
Dalam eksperimennya, Mendel memilih tumbuhan biasa, kacang polong, sedangkan para peneliti lain umumnya lebih suka meneliti tumbuhan langka. Dia mengidentifikasi tujuh ciri berbeda yang kemudian dia teliti:
• bentuk benih (bundar atau keriput),
• warna benih (kuning atau hijau),
• warna selaput luar (berwarna atau putih),
• bentuk kulit biji yang matang (licin atau bertulang),
• warna kulit biji yang belum matang (hijau atau kuning),
• letak bunga (tersebar atau hanya di ujung), dan
• panjang batang tumbuhan (tinggi atau pendek).
Mendel menyilang tumbuhan tinggi dengan tumbuhan pendek dengan menaruh tepung sari dari yang tinggi pada bunga pohon yang pendek, demikian sebaliknya. (Sebelumnya, dia memeriksa kemurnian jenis pohon induk tersebut dengan memastikan bahwa nenek moyang tumbuhan itu selalu menunjukkan ciri-ciri yang sama.) Mendel mengharapkan bahwa semua keturunan generasi pertama hasil persilangan itu akan berupa pohon berukuran sedang atau separuh tinggi dan separuh pendek. Namun ternyata, semua keturunan generasi pertama berukuran tinggi. Rupanya sifat pendek telah hilang sama sekali. Lalu Mendel membiarkan keturunan generasi pertama itu berkembang biak sendiri menghasilkan keturunan generasi kedua. Kali ini, tiga perempat berupa tumbuhan tinggi dan seperempat tumbuhan pendek. Ciri-ciri yang tadinya hilang muncul kembali.
Dia menerapkan prosedur yang sama pada enam ciri lain. Dalam setiap kasus, satu dari ciri-ciri yang berlawanan hilang dalam keturunan generasi pertama dan muncul kembali dalam seperempat keturunan generasi kedua. (Hasil ini juga diperoleh dari penelitian terhadap ratusan tumbuhan.)
HUKUM MENDEL PERTAMA
Mendel menarik beberapa kesimpulan dari hasil penelitiannya. Dia menyatakan bahwa setiap ciri dikendalikan oleh dua macam informasi, satu dari sel jantan (tepung sari) dan satu dari sel betina (indung telur di dalam bunga). Kedua informasi ini (kelak disebut plasma pembawa sifat keturunan atau gen) menentukan ciri-ciri yang akan muncul pada keturunan. Sekarang, konsep ini disebut Hukum Mendel Pertama -- Hukum Pemisahan.
Untuk setiap ciri yang diteliti oleh Mendel dalam kacang polong, ada satu ciri yang dominan sedangkan lainnya terpendam. Induk "jenis murni" dengan ciri dominan memunyai sepasang gen dominan (AA) dan dapat memberi hanya satu gen dominan (A) kepada keturunannya. Induk "jenis murni" dengan ciri yang terpendam memunyai sepasang gen terpendam (aa) dan dapat memberi hanya satu gen terpendam (a) kepada keturunannya. Maka keturunan generasi pertama menerima satu gen dominan dan satu gen terpendam (Aa) dan menunjukkan ciri-ciri gen dominan. Bila keturunan ini berkembang biak sendiri menghasilkan keturunan generasi kedua, sel-sel jantan dan betina masing-masing dapat mengandung satu gen dominan (A) atau gen terpendam (a). Oleh karenanya, ada empat kombinasi yang mungkin: AA, Aa, aA dan aa. Tiga kombinasi yang pertama menghasilkan tumbuhan dengan ciri dominan, sedangkan kombinasi terakhir menghasilkan satu tumbuhan dengan ciri terpendam.
HUKUM MENDEL KEDUA
Kemudian Mendel meneliti dua ciri sekaligus, yakni bentuk benih (bundar atau keriput) dan warna benih (kuning atau hijau). Dia menyilang tumbuhan yang selalu menunjukkan ciri-ciri dominan (bentuk bundar dan warna kuning) dengan tumbuhan berciri terpendam (bentuk keriput dan warna hijau). Sekali lagi, ciri terpendam tidak muncul dalam keturunan generasi pertama. Jadi, semua tumbuhan generasi pertama memunyai benih kuning bundar. Namun, tumbuhan generasi kedua memunyai empat macam benih yang berbeda, yakni bundar dan kuning, bundar dan hijau, keriput dan kuning, dan keriput dan hijau. Keempat macam ini dibagi dalam perbandingan 9:3:3:1. Mendel mengecek hasil ini dengan kombinasi dua ciri lain. Perbandingan yang sama muncul lagi.
Perbandingan 9:3:3:1 menunjukkan bahwa kedua ciri tidak saling tergantung, sebab perbandingan 3:1 untuk satu ciri bertahan dalam setiap subkelompok ciri yang lain, dan sebaliknya. Hasil ini disebut Hukum Mendel Kedua -- Hukum Ragam Bebas.
Eksperimen Mendel menunjukkan bahwa ketika tanaman induk membentuk sel-sel reproduksi jantan dan betina, semua kombinasi bahan genetik dapat muncul dalam keturunannya, dan selalu dalam proporsi yang sama dalam setiap generasi. Informasi genetik selalu ada meskipun ciri tertentu tidak tampak di dalam beberapa generasi karena didominasi oleh gen yang lebih kuat. Dalam generasi kemudian, bila ciri dominan tidak ada, ciri terpendam itu akan muncul lagi.
KARYANYA DIAKUI
Mendel meninggal di Brunn pada tanggal 6 Januari 1884 dalam usia 61 tahun. Karya Mendel masih terabaikan selama 35 tahun. Jerih lelahnya itu baru diakui oleh tiga orang ahli botani yang menemukan kesimpulan yang sama dengan Mendel pada tahun 1900. Salah satu peneliti tersebut di antaranya adalah Hugo de Vries, seorang naturalis Belanda. Meskipun karyanya banyak ditemukan dalam literatur ilmiah, baru setelah penyelidikan verifikasi independen ini, karyanya dipublikasikan secara luas dan diterima. Karya Mendel memberikan sumbangan besar terhadap studi ilmu genetika, khususnya studi mengenai fungsi gen dalam keturunan.
PENTINGNYA KARYA MENDEL
Temuan Mendel memunyai implikasi penting. Karyanya membantah adanya percampuran dalam keturunan, yaitu pemikiran bahwa ciri-ciri orang tua diwariskan kepada anak dan kemudian bercampur, lalu diturunkan ke generasi berikut dalam bentuk campuran. Eksperimen Mendel membuktikan justru kebalikannyalah yang benar; zat genetika yang diwarisi dari orangtua hanya bergabung untuk sementara waktu dalam diri anak, dan dalam generasi berikutnya zat genetik pecah menjadi satuan-satuan yang ada dalam induk aslinya. Dengan kata lain, zat genetika itu sendiri tidak berubah.
Ketika karya Mendel ditemukan kembali awal tahun 1900-an, reaksi awal para ilmuwan adalah menentang Darwinisme. Dalam bukunya, "Processes of Organic Evolution", G.L. Stebbins membahas "pertentangan keras mengenai hakikat keragaman keturunan dan proses-proses evolusi antara penganut Mendel awal, terutama de Vries dan para naturalis Darwin kontemporer." Baru pada tahun 1920-an, setelah ada modifikasi yang cukup berarti tentang mekanisme evolusi, para ilmuwan mulai menyatakan bahwa evolusi cocok dengan temuan Mendel.
Penelitian Mendel menunjukkan secara gamblang tentang stabilitas dasar dari berbagai jenis tumbuhan dan hewan yang diciptakan, sedangkan kaum evolusionis selama puluhan tahun berupaya untuk memasukkan hal ini ke dalam kerangka Darwin. Karya Mendel tidak mendukung gagasan evolusioner yang mengatakan bahwa satu spesies dapat berevolusi menjadi spesies lain. Dalam hal ini, banyak ilmuwan seperti Isaac Asimov mengatakan bahwa "kelemahan terbesar dalam teori Darwin telah dilengkapi dengan temuan Mendel."
http://biokristi.sabda.org/gregor_mendel
Senin, 22 Desember 2008
Pukul 18.00 Wita

ANATOMI DAN FISIOLOGI SEL
Fisiologi Sel
Pendahuluan
Organisasi dan interaksi yang kompleks antara berbagai zat kimia di dalam sel memberikan karakteristik kehidupan yang khas. Sementara itu, sel-sel adalah blok-blok pembangung building blocks tubuh keseluruhan.Sel-sel tubuh, yang terlalu kecil untuk dapat dilihat oleh mata telanjang, telah dibuktikan oleh teknik-teknik mikroskopik sebagai unit yang terdiri dari tiga subdivisi utama: (1) membran plasma, yang membungkus sel dan memisahkan cairan intersel dari ekstrasel; (2) nukleus, yang mengandung asam deoksiribonukleat (DNA), bahan genetik sel; dan (3) sitoplasma, bagian interior sel yang tidak ditempati oleh nukleus. Sitoplasma terdiri dari sitosol, suatu massa kompleks mirip gelatin, dan berbagai organel, yaitu struktur sangat terorganisasi, terbungkus membran, dan tersebar di dalam sitosol. Pembagian perangkat-perangkat kimiawi khusus di dalam organel-organel memungkinkan berbagai aktivitas kimiawi yang tidak kompetibel satu sama lain dapat berlangsung secara serentak di dalam kompartemen-kompartemen organel yang terpisah.
Organel
Lima jenis organel yang sudah terbukti ditemukan di sebagian besar sel, yaitu retikulum endoplasma, kompleks Golgi, lisosom, peroksisom, dan mitokondria. Jenis organel keenam, vault, baru-baru ini saja ditemukan. Retikulum endoplasma (RE) adalah jaringan membranosa tunggal kompleks yang membungkus lumen berisi cairan. Fungsi utama RE adalah sebagai pabrik untuk sintesis protein dan lipid yang akan digunakan untuk (1) produksi komponen-komponen sel yang baru, terutama membran sel; dan (2) sekresi produk-produk khusus seperti enzim dan hormon ke bagian luar sel. Terdapat dua jenis retikulum endoplasma: retikulum endoplasma kasar, yang ditaburi oleh ribosom, dan retikulum endoplasma halus yang tidak memiliki ribosom. Ribosom pada retikulum endoplasma kasar mensintesis protein yang dilepaskan ke dalam lumen RE, sehingga protein-protein tersebut terpisah dari sitosol. Lipid yang dihasilkan di dalam dinding membranosa RE juga masuk ke dalam lumen. Produk-produk hasil sintesis berpindah dari RE kasar ke RE halus, tempat mereka dikemas dan dikeluarkan sebagai vesikel-vesikel transportasi. Vesikel transportasi terbentuk sewaktu sebagian RE halus mengalami “penonjolan”. Vesikel mengandung kumpulan protein dan lipid yang baru dibentuk ini, terbungkus oleh membran RE halus.Kompleks Golgi, yang terdiri dari tumpukan kantung gepeng terbungkus membran, memiliki fungsi ganda: (1) sebagai pabrik pemurnian untuk memodifikasi produk-produk kasar dari pabrik retikulum endoplasma menjadi produk akhir; dan (2) menyortir, mengemas, dan mengarahkan lalu-lintas molekuler ke tujuan mereka yang sebenarnya di dalam atau di luar sel.
Setiap sel mengandung beberapa ratus lisosom, yaitu kantung terbungkus membran yang mengandung enzim-enzim hidrolitik (pencernaan) yang kuat. Sebagai sistem pencernaan intrasel, lisosom menghancurkan benda-benda asing yang difagositosis oleh sel seperti bakteri, melenyapkan bagian-bagian sel yang telah tua (usang) untuk diganti dengan yang baru, dan menghancurkan seluruh sel apabila sel tersebut mengalami kerusakan yang berat atau mati.Peroksisom, yaitu kantung-kantung terbungkus membran yang mengandung enzim-enzim oksidatif kuat, mengkhususkan diri untuk menjalankan reaksi-reaksi oksidatif, termasuk aktivitas detoksifikasi tertentu.Mitokondria yang berbentuk batang adalah organel energi bagi sel. Organel ini mengandung enzim-enzim dari siklus asam sitrat dan rantai transportasi elektron, yang secara efisien mengubah energi dalam molekul makanan menjadi energi yang dapat digunakan dan tersimpan dalam molekul ATP. Selama proses yang dikenal sebagai fosforilasi oksidatif ini, mitokonria menggunakan oksigen molekuler dan menghasilkan karbon dioksida dan air sebagai produk sampingannya. Sel-sel tubuh menggunakan ATP sebagai sumber energi untuk sintesis senyawa-senyawa kimia baru, untuk transportasi membran, dan untuk kerja mekanis.
Vault, yang berbentuk seperti tong bersegi delapan, memiliki bentuk dan ukuran yang sama dengan pori-pori nukleus. Diperkirakan bahwa vault berperan mengangkut RNA messenger dari nukleus ke sitoplasma untuk sintesis protein. Organel ini terutama banyak dijumpai di tempat pembentukan aktin.
Sitosol dan Sitoskeleton Sitosol mengandung enzim-enzim yang berperan dalam metabolisme perantara dan perangkat ribosom yang penting untuk sintesis enzim-enzim ini serta protein sitosol lainnya. Selain itu, banyak sel-sel menyimpan nutrien yang tidak digunakan di dalam sitosol dalam bentuk butir-butir lemakatau granula-granula glikogen. Di sitosol juga terdapat vesikel-vesikel sekretorik yang mengandung produk-produk yang dikeluarkan dari sel jika terdapat rangsangan yang sesuai. Sitoskeleton, yang merambah sitosol, berfungsi sebagai “tulang dan otot” bagi sel. Terdapat empat unsur sitoskeleton–mikrotubulus, mikrofilamen, filamen intermediat, dan kisi-kisi mikrotubuler–yang masing-masing tersusun oleh protein yang berbeda dan melakukan peran yang berbeda pula. Secara kolektif, unsur-unsur sitoskeleton menentukan bentuk dan menunjang sel, memungkinkan sel mengorganisasikan dan menggerakkan struktur-struktur internal sesuai kebutuhan, dan pada sebagian sel, unsur ini memungkinkan pergerakan sel di dalam lingkungannya.
Secara anatomis sel dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Selaput Plasma (Membran Plasma atau Plasmalemma).
2. Sitoplasma dan Organel Sel.
3. Inti Sel (Nukleus).

1. Selaput Plasma (Plasmalemma)
Yaitu selaput atau membran sel yang terletak paling luar yang tersusun dari senyawa kimia Lipoprotein (gabungan dari senyawa lemak atau Lipid dan senyawa Protein).
Lipoprotein ini tersusun atas 3 lapisan yang jika ditinjau dari luar ke dalam urutannya adalah:
Protein - Lipid - Protein Þ Trilaminer Layer
Lemak bersifat Hidrofebik (tidak larut dalam air) sedangkan protein bersifat Hidrofilik (larut dalam air); oleh karena itu selaput plasma bersifat Selektif Permeabel atau Semi Permeabel (teori dari Overton).
Selektif permeabel berarti hanya dapat memasukkan /di lewati molekul tertentu saja.
Fungsi dari selaput plasma ini adalah menyelenggarakan Transportasi zat dari sel yang satu ke sel yang lain.
Khusus pada sel tumbahan, selain mempunyai selaput plasma masih ada satu struktur lagi yang letaknya di luar selaput plasma yang disebut Dinding Sel (Cell Wall).
Dinding sel tersusun dari dua lapis senyawa Selulosa, di antara kedua lapisan selulosa tadi terdapat rongga yang dinamakan Lamel Tengah (Middle Lamel) yang dapat terisi oleh zat-zat penguat seperti Lignin, Chitine, Pektin, Suberine dan lain-lain

Selain itu pada dinding sel tumbuhan kadang-kadang terdapat celah yang disebut Noktah. Pada Noktah/Pit sering terdapat penjuluran Sitoplasma yang disebut Plasmodesma yang fungsinya hampir sama dengan fungsi saraf pada hewan.
2. Sitoplasma dan Organel Sel
Bagian yang cair dalam sel dinamakan Sitoplasma khusus untuk cairan yang berada dalam inti sel dinamakan Nukleoplasma), sedang bagian yang padat dan memiliki fungsi tertentu digunakan Organel Sel.
Penyusun utama dari sitoplasma adalah air (90%), berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia serta sebagai media terjadinya reaksi kirnia sel.

Organel sel adalah benda-benda solid yang terdapat di dalam sitoplasma dan bersifat hidup(menjalankan fungsi-fungsi kehidupan).

Gbr. a. Ultrastruktur Sel Hewan, b. Ultrastruktur Sel Tumbuhan
Organel Sel tersebut antara lain :
a. Retikulum Endoplasma (RE.)
Yaitu struktur berbentuk benang-benang yang bermuara di inti sel.
Dikenal dua jenis RE yaitu :
• RE. Granuler (Rough E.R)
• RE. Agranuler (Smooth E.R)

Fungsi R.E. adalah : sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri. Struktur R.E. hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.

b. Ribosom (Ergastoplasma)
Struktur ini berbentuk bulat terdiri dari dua partikel besar dan kecil, ada yang melekat sepanjang R.E. dan ada pula yang soliter. Ribosom merupakan organel sel terkecil yang tersuspensi di dalam sel.
Fungsi dari ribosom adalah : tempat sintesis protein.
Struktur ini hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.

c. Miitokondria (The Power House)
Struktur berbentuk seperti cerutu ini mempunyai dua lapis membran.
Lapisan dalamnya berlekuk-lekuk dan dinamakan Krista

Fungsi mitokondria adalah sebagai pusat respirasi seluler yang menghasilkan banyak ATP (energi) ; karena itu mitokondria diberi julukan "The Power House".

d. Lisosom
Fungsi dari organel ini adalah sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan seluler. Salah satu enzi nnya itu bernama Lisozym.

e. Badan Golgi (Apparatus Golgi = Diktiosom)
Organel ini dihubungkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa.
Organel ini banyak dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal.

J. Sentrosom (Sentriol)
Struktur berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel (Mitosis maupun Meiosis). Sentrosom bertindak sebagai benda kutub dalam mitosis dan meiosis.
Struktur ini hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.
g. Plastida
Dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Dikenal tiga jenis plastida yaitu :
1. Lekoplas
(plastida berwarna putih berfungsi sebagai penyimpan makanan),
terdiri dari:
• Amiloplas (untak menyimpan amilum) dan,
• Elaioplas (Lipidoplas) (untukmenyimpan lemak/minyak).
• Proteoplas (untuk menyimpan protein).

2. Kloroplas
yaitu plastida berwarna hijau. Plastida ini berfungsi menghasilkan
klorofil dan sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis.

3. Kromoplas
yaitu plastida yang mengandung pigmen, misalnya :
• Karotin (kuning)
• Fikodanin (biru)
• Fikosantin (kuning)
• Fikoeritrin (merah)

h. Vakuola (RonggaSel)
Beberapa ahli tidak memasukkan vakuola sebagai organel sel. Benda ini dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Selaput pembatas antara vakuola dengan sitoplasma disebut Tonoplas

Vakuola berisi :
• garam-garam organik
• glikosida
• tanin (zat penyamak)
• minyak eteris (misalnya Jasmine pada melati, Roseine pada mawar
Zingiberine pada jahe)
• alkaloid (misalnya Kafein, Kinin, Nikotin, Likopersin dan lain-lain)
• enzim
• butir-butir pati

Pada boberapa spesies dikenal adanya vakuola kontraktil dan vaknola non kontraktil.

i. Mikrotubulus
Berbentuk benang silindris, kaku, berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan sebagai "rangka sel".
Contoh organel ini antara lain benang-benang gelembung pembelahan Selain itu mikrotubulus berguna dalam pembentakan Sentriol, Flagela dan Silia.
j. Mikrofilamen
Seperti Mikrotubulus, tetapi lebih lembut. Terbentuk dari komponen utamanya yaitu protein aktin dan miosin (seperti pada otot). Mikrofilamen berperan dalam pergerakan sel.

k. Peroksisom (Badan Mikro)
Ukurannya sama seperti Lisosom. Organel ini senantiasa berasosiasi dengan organel lain, dan banyak mengandung enzim oksidase dan katalase (banyak disimpan dalam sel-sel hati).
3. Inti Sel (Nukleus)

Inti sel terdiri dari bagian-bagian yaitu :
• Selapue Inti (Karioteka)
• Nukleoplasma (Kariolimfa)
• Kromatin / Kromosom
• Nukleolus(anak inti).

Berdasarkan ada tidaknya selaput inti kita mengenal 2 penggolongan sel yaitu :

• Sel Prokariotik (sel yang tidak memiliki selaput inti), misalnya dijumpai
pada bakteri, ganggang biru.
• Sel Eukariotik (sel yang memiliki selaput inti).
Fungsi dari inti sel adalah : mengatur semua aktivitas (kegiatan) sel, karena di dalam inti sel terdapat kromosom yang berisi ADN yang mengatur sintesis protein.
Pembelahan Sel
Kita mengenal tiga jenis reproduski sel, yaitu Amitosis, Mitosis dan Meiosis (pembelahan reduksi). Amitosis adalah reproduksi sel di mana sel membelah diri secara langsung tanpa melalui tahap-tahap pembelahan sel. Pembelahan cara ini banyak dijumpai pada sel-sel yang bersifat prokariotik, misalnya pada bakteri, ganggang biru.
MITOSIS adalah cara reproduksi sel dimana sel membelah melalui tahap-tahap yang teratur, yaitu Profase Metafase-Anafase-Telofase. Antara tahap telofase ke tahap profase berikutnya terdapat masa istirahat sel yang dinarnakan Interfase (tahap ini tidak termasuk tahap pembelahan sel). Pada tahap interfase inti sel melakukan sintesis bahan-bahan inti.
Secara garis besar ciri dari setiap tahap pembelahan pada mitosis adalah sebagai berikut:
1. Profase :
pada tahap ini yang terpenting adalah benang-benang kromatin
menebal menjadi kromosom dan kromosom mulai berduplikasi menjadi
kromatid.
2. Metafase:
pada tahap ini kromosom/kromatid berjejer teratur dibidang
pembelahan (bidang equator) sehingga pada tahap inilah kromosom
/kromatid mudah diamati dan dipelajari.
3. Anafase:
pada fase ini kromatid akan tertarik oleh benang gelendong menuju
ke kutub-kutub pembelahan sel.
4. Telofase:
pada tahap ini terjadi peristiwa KARIOKINESIS (pembagian inti
menjadi dua bagian) dan SITOKINESIS (pembagian sitoplasma
menjadi dua bagian).
Meiosis (Pembelahan Reduksi) adalah reproduksi sel melalui tahap-tahap pembelahan seperti pada mitosis, tetapi dalam prosesnya terjadi pengurangan (reduksi) jumlah kromosom.
Meiosis terbagi menjadi due tahap besar yaitu Meiosis I dan Meiosis II Baik meiosis I maupun meiosis II terbagi lagi menjadi tahap-tahap seperti pada mitosis. Secara lengkap pembagian tahap pada pembelahan reduksi adalah sebagai berikut :


Berbeda dengan pembelahan mitosis, pada pembelahan meiosis antara telofase I dengan profase II tidak terdapat fase istirahat (interface). Setelah selesai telofase II dan akan dilanjutkan ke profase I barulah terdapat fase istirahat atau interface.
PERBEDAAN ANTARA MITOSIS DENGAN MEIOSIS
Aspek yang dibedakan Mitosis Meiosis
Tujuan Untuk pertumbuhan Sifat mempertahan-kan diploid
Hasil pembelahan 2 sel anak 4 sel anak
Sifat sel anak diploid (2n) haploid (n)
Tempat terjadinya sel somatis sel gonad
Pada hewan dikenal adanya peristiwa meiosis dalam pembentukan gamet, yaitu Oogenesis dan Speatogenesis. Sedangkan pada tumbahan dikenal Makrosporogenesis (Megasporogenesis) dan Mikrosporogenesis.
Teori Sel Modern
Sel merupakan unit kehidupan yang terkecil, oleh karena itu sel dapat menjalankan aktivitas hidup, di antaranya metabolisme.
Metabolisme adalah proses-proses kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup/sel. Metabolisme disebut juga reaksi enzimatis, karena metabolisme terjadi selalu menggunakan katalisator enzim.
Berdasarkan prosesnya metabolisme dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Anabolisme/AsimilasI/Sintesis,
yaitu proses pembentakan molekul yang kompleks dengan menggunakan energi tinggi.
Contoh : fotosintesis (asimilasi C)


energi cahaya
6 CO2 + 6 H2O ———————————> C6H1206 + 6 02
klorofil glukosa
(energi kimia)

Pada kloroplas terjadi transformasi energi, yaitu dari energi cahaya sebagai energi kinetik berubah menjadi energi kimia sebagai energi potensial, berupa ikatan senyawa organik pada glukosa. Dengan bantuan enzim-enzim, proses tersebut berlangsung cepat dan efisien. Bila dalam suatu reaksi memerlukan energi dalam bentuk panas reaksinya disebut reaksi endergonik. Reaksi semacam itu disebut reaksi endoterm.
2. Katabolisme (Dissimilasi),
yaitu proses penguraian zat untuk membebaskan energi kimia yang tersimpan dalam senyawa organik tersebut.
Contoh:
enzim
C6H12O6 + 6 O2 ———————————> 6 CO2 + 6 H2O + 686 KKal.
energi kimia
Saat molekul terurai menjadi molekul yang lebih kecil terjadi pelepasan energi sehingga terbentuk energi panas. Bila pada suatu reaksi dilepaskan energi, reaksinya disebut reaksi eksergonik. Reaksi semacam itu disebut juga reaksi eksoterm.


http://bebas.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/0116%20Bio%203-1e.htm
Senin, 22 Desember 2008
Pukul 18.00 Wita


KONSEPSI ORGAN REPRODUKSI
Organ reproduksi wanita
Saat dilahirkan seorang anak wanita telah mempunyai organ reproduksi yang lengkap tetapi belum berfungsi sepenuhnya. Organ reproduksi akan berfungsi sepenuhnya saat seorang wanita telah memasuki masa pubertas. Anatomi organ reproduksi wanita terdiri atas vulva, vagina, serviks, rahim, saluran telur dan indung telur.
Vulva
Vulva merupakan suatu daerah yang menyelubungi vagina. Vulva terdiri atas mons pubis, labia (labia mayora dan labia minora), klitoris, daerah ujung luar vagina dan saluran kemih.
Mons pubis : gundukan jaringan lemak yang terdapat dibagian bawah perut, Daerah ini dapat dikenali dengan mudah karena tertutup oleh rambut pubis. Rambut ini akan tumbuh saat seorang gadis beranjak dewasa.
Labia: Lipatan berbentuk seperti bibir yang terletak di dasar mons pubis.Terdiri dari dua bibir, yaitu labium mayora (bibir luar) merupakan bibir yang tebal dan besar dan labium minora (bibir dalam), merupakan bibir yang tipis yang menjaga jalan masuk ke vagina.
Klitoris : merupakan organ kecil yang terletak pada pertemuan antara ke dua labia minora dan dasar mons pubis. Ukurannya sebesar kacang polong, penuh dengan sel syaraf sensorik dan pembuluh darah. Organ mungil ini sangat sensitif dan berperan besar dalam fungsi seksual.
Vagina
Vagina merupakan saluran yang elastis, panjangnya sekitar 8-10 cm, dan berakhir pada rahim. Vagina dilalui oleh darah pada saat menstruasi dan merupakan jalan lahir. Karena terbentuk dari otot, vagina bisa melebar dan menyempit. Kemampuan ini sangat hebat, terbukti pada saat melahirkan vagina bisa melebar seukuran bayi yang melewatinya.
Pada bagian ujung yang terbuka, vagina ditutupi oleh sebuah selaput tipis yang dikenal dengan istilah selaput dara. Bentuknya bisa berbeda-beda antara tiap wanita. Selaput ini akan robek pada saat bersanggama, kecelakaan, masturbasi/ onani yang terlalu dalam, olah raga dsb.
Serviks
Serviks dikenal juga dengan istilah mulut rahim. Disebut demikian karena serviks memang merupakan bagian terdepan dari rahim yang menonjol ke dalam vagina. Sehingga berhubungan dengan bagian vagina. Serviks memproduksi cairan berlendir (mucus). Pada sekitar waktu ovulasi, mukus ini menjadi banyak, elastik, dan licin. Hal ini membantu spermatozoa untuk mencapai uterus. Saluran yang berdinding tebal ini akan menipis dan membuka saat proses persalinan dimulai.
Rahim
Uterus (rahim) merupakan organ yang memiliki peranan besar dalam reproduksi wanita, yakni dari saat menstruasi hingga melahirkan. Bentuknya seperti buah pear, berongga, dan berotot. Sebelum hamil beratnya 30-50 gram dengan ukuran panjang 9 cm dan lebar 6 cm kurang lebih sebesar telur ayam kampung. Tetapi saat hamil mampu membesar dan beratnya mencapai 1000 gram.
Uterus terdiri dari 3 lapisan, yaitu:Lapisan parametrium merupakan lapisan paling luar dan yang berhubungan dengan rongga perut.Lapisan myometrium merupakan lapisan yang berfungsi mendorong bayi keluar pada proses persalinan (kontraksi),Lapisan endometrium merupakan lapisan dalam rahim tempat menempelnya sel telur yang sudah dibuahi. Lapisan ini terdiri dari lapisan kelenjar yang berisi pembuluh darah.
Saluran telur
Tuba falopii adalah organ yang dikenal dengan istilah saluran telur. Saluran telur adalah sepasang saluran yang berada pada kanan dan kiri rahim sepanjang +10cm yang menghubungkan uterus dengan ovarium melalui fimbria. Ujung yang satu dari tuba falopii akan bermuara di uterus sedangkan ujung yang lain merupakan ujung bebas dan terhubung ke dalam rongga abdomen.
Ujung yang bebas berbentuk seperti umbai yang bergerak bebas. Ujung ini disebut fimbria dan berguna untuk menangkap sel telur saat dilepaskan oleh ovarium (indung telur). Dari fimbria, telur akan digerakkan oleh rambut-rambut halus yang terdapat di dalam saluran telur menuju ke dalam rahim.
ovarium/indung telur terletak pada kiri dan kanan ujung tuba (fimbria/umbai-umbai) dan terletak di rongga panggul. Ovarium merupakan kelenjar yang memproduksi hormon estrogen dan progresteron. Ukurannya 3×3x2 cm, tiap ovarium mengandung 150.000-200.000 folikel primordial. Sejak pubertas setiap bulan secara bergantian ovarium melepas satu ovum dari folikel degraaf (folikel yang telah matang), peristiwa ini disebut ovulasi.
Organ reproduksi laki- laki
Organ reproduksi pria yang penting dalam proses reproduksi terdiri atas beberapa organ yaitu penis, skrotum, testis, vas deferens, epididimis, vesikula seminalis dan kelenjar prostat. Di antara organ ini ada yang terletak di dalam tubuh sehingga tidak bisa kita lihat.
Testis
Testis merupakan organ kecil yang memiliki diameter sekitar 5 cm pada orang dewasa. Testis membutuhkan suhu sedikit lebih rendah dari suhu badan (36,7 oC) agar dapat berfungsi secara optimal, Hal inilah yang menyebabkan mengapa testis terletak di luar tubuh di dalam suatu kantong yang disebut skrotum. Pada laki-laki, ukuran dan posisi testis yang agak sedikit berbeda antara kanan dan kiri. Hal ini masih normal.Saat melewati masa pubertas, saluran khusus berbentuk koil di dalam testis mulai membuat sel-sel sperma. Sejak saat inilah, testis akan memulai tugasnya dalam membuat sperma. Tugas khusus akan terus diembannya sampai sang pemilik meninggal. Bentuk sperma sangat kecil dan hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop. Berbentuk seperti berudu (kecebong), dapat bergerak sendiri dengan ekornya. Cairan putih dan kental yang diproduksi oleh vesikula seminalis dan kelenjar prostat bercampur dengan spermatozoa membentuk campuran yang disebut semen. Epididimis, vas deferens, dan urethra merupakan saluran untuk jalannya semen. Pada saat puncak rangsang seksual terjadi orgasme atau ejakulasi, yaitu semen dipancarkan keluar dari ujung penis yang ereksi. Testis juga memiliki tanggung jawab lain. Ia harus membuat hormon testosteron. Hormon ini merupakan hormon yang sangat bertanggung jawab atas perubahan anak laki-laki menjadi dewasa. Membuat suara laki-laki menjadi besar dan berat, dan berbagai perubahan lain yang memperlihatkan bahwa seorang anak telah beranjak dewasa.
Skrotum
Skrotum merupakan sebuah kantong kulit yang melindungi testis, berwarna gelap dan berlipat lipat. Skrotum adalah tempat bergantungnya testis. Scrotum mengandung otot polos yang mengatur jarak testis ke dinding perut dengan maksud mengatur suhu testis agar relatif tetap. Kondisi ini menguntungkan karena testis dapat membuat sperma pada kondisi terbaik. Dalam menjalankan fungsinya, skrotum bahkan dapat merubah ukurannya. Bila suhu udara dingin, skrotum akan mengerut dan menyebabkan testis lebih dekat dengan tubuh dan dengan demikian lebih hangat. Sebaliknya pada cuaca panas, skrotum akan membesar dan kendur. Akibatnya luas permukaan skrotum meningkat dan panas dapat dikeluarkan.
Vas deferens
Deferens adalah sebuah tabung yang dibentuk dari otot. Vas deferens membentang dari epididimis ke uretra/ saluran kencing pars prostatika.. Vas deferens berfungsi sebagai tempat penyimpanan sperma sebelum dikeluarkan melalui penis. Vas deferens memiliki panjang sekitar 4,5 cm dengan diameter sekitar 2,5 mm. Saluran ini muara dari Epididymis yaitu saluran- saluran yang lebih kecil dari vas deferens. Bentuknya berkelok-kelok dan membentuk bangunan seperti topi.Prostat, vesikula seminalis dan beberapa kelenjar lainnyaProstat adalah kelenjar yang bertugas untuk membuat cairan sperma (ejakulat/semen). Ini berguna untuk memberikan makanan pada sperma.
Penis
Penis dibagi menjadi dua bagian yaitu batang penis (bagian terbesar dari penis) dan kepala penis. Pada bagian kepala penis terdapat kulit yang menutupinya yang disebut preputium . Kulit ini yang diambil secara operatif saat seseorang melakukan sunat (sirkumsisi). Pada bagian dalam dari penis terdapat jaringan seperti spons yang bisa membesar dan menegang. Bila hasrat seksual seorang pria meningkat, atau kadangkala tanpa alasan yag jelas, jaringan ini akan terisi pembuluh darah dan syaraf sehingga akibatnya penis membesar dan mengeras. Hal ini terjadi karena penis terisi darah saat terangsang. Penis tidak mengandung tulang dan tidak terbentuk dari otot. Ukuran dan bentuk penis bervariasi, namun umumnya bila penis ereksi ukurannya hampir sama.Keadaan ini disebut ereksi. Kemampuan untuk ereksi sangat berperan dalam fungsi reproduksi.
http://openlibrary.org/b/OL336062M
Minggu, 22 Desember 2008
Pukul 18.00 Wita


GENETKA MANUSIA

30 Agustus 2008 oleh chuphy

Pada tahun 1998 sekelompok ilmuwan dengan dukungan pemerintah Amerika mendirikan institusi Human Genome Projekt, dan memberikan tenggang waktu 7 tahun untuk dapat menyelesaikan pembacaan dari seluruh genom manusia. Lalu ada ilmuwan lain Craig Venter yang juga mulai menyelidiki ini ditahun 2001 Apakah Genome/ Genom itu?
Genom manusia adalah seperangkat gen manusia, yang terdiri dari 23 pasangan kromosom yag terpisah2. Nomenklatur atau pemberian nomor diberikan berdasarkan urutan ukuran, yang terbesar diberi no.1 dan yang terkecil no. 22, sedangkan sisa satunya terdiri dari Chromosom sex. Pada wanita 2 kromosom X (yang besar) dan Laki2 memiliki chromosom X dan Y.
Jika sebuah buku dengan 23 bab,disebut kromosom, tiap bab terdiri dari beribu cerita,cerita disebut Gen, cerita tersebut tersusun dalam beratus paragraph, yg disebut ekson, adapula yang disebut intron jika ada selingan lain didalamnya. Didalam paragraf ada kata2 disebut kodon, dan dalam kata2 ada huruf2 disebut basa, sedemikian banyak dan rumitnya.
Code pada genom disimpulkan dgn 4 huruf, A,C,G,dan T (adenin,sitosin, guanin dan timin)dan terdiri dari untaian rantai panjang gula dan fosfat molekul DNA, tempat basa melekat membentuk anak2 tangga spiral ada lagi molekul RNA yang beda sedikit
Sekarang ini istilah tes DNA sudah sangat familiar di tengah masyarakat Indonesia. Dari peristiwa bom Bali pada tahun 2002 sampai dengan perstiwa yang sekarang sedang hangatnya diberitakan adalah kasus pembunuhan berantai 11 orang oleh Very Idham Henniansyah atau dikenal dengan nama Ryan Sang Penjagal di Jombang Jawa Timur. Dari berbagai kasus ini, terlihat bahwa terdapat kesulitan dalam mengidentifikasi identitas korban/mayat secara fisik ataupun biometri, yang disebabkan kondisi tubuh mayat yang telah rusak atau hancur. Untuk itu, identifikasi dengan metode tes DNA menjadi mencuat.
Tes DNA
DNA atau DeoxyriboNucleic Acid merupakan asam nukleat yang menyimpan semua informasi tentang genetika. DNA inilah yang menentukan jenis rambut, warna kulit dan sifat-sifat khusus dari manusia. DNA ini akan menjadi cetak biru (blue print) ciri khas manusia yang dapat diturunkan kepada generasi selanjutnya. Sehingga dalam tubuh seorang anak komposisi DNA nya sama dengan tipe DNA yang diturunkan dari orang tuanya. Sedangkan tes DNA adalah metode untuk mengidentifikasi fragmen-fragmen dari DNA itu sendiri. Atau secara sederhananya adalah metode untuk mengidentifikasi, menghimpun dan menginventarisir file-file khas karakter tubuh.
Tes DNA umumnya digunakan untuk 2 tujuan yaitu (1) tujuan pribadi seperti penentuan perwalian anak atau penentuan orang tua dari anak dan (2) tujuan hukum, yang meliputi masalah forensik seperti identifikasi korban yang telah hancur, sehingga untuk mengenali identitasnya diperlukan pencocokan antara DNA korban dengan terduga keluarga korban ataupun untuk pembuktian kejahatan semisal dalam kasus pemerkosaan atau pembunuhan. Hampir semua sampel biologis tubuh dapat digunakan untuk sampel tes DNA, tetapi yang sering digunakan adalah darah, rambut, usapan mulut pada pipi bagian dalam (buccal swab), dan kuku. Untuk kasus-kasus forensik, sperma, daging, tulang, kulit, air liur atau sampel biologis apa saja yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP) dapat dijadikan sampel tes DNA.
DNA yang biasa digunakan dalam tes ada dua yaitu DNA mitokondria dan DNA inti sel. Perbedaan kedua DNA ini hanyalah terletak pada lokasi DNA tersebut berada dalam sel, yang satu dalam inti sel sehingga disebut DNA inti sel, sedangkan yang satu terdapat di mitokondria dan disebut DNA mitokondria. Untuk tes DNA, sebenarnya sampel DNA yang paling akurat digunakan dalam tes adalah DNA inti sel karena inti sel tidak bisa berubah. DNA dalam mitokondria dapat berubah karena berasal dari garis keturunan ibu yang dapat berubah seiring dengan perkawinan keturunannya. Sebagai contoh untuk sampel sperma dan rambut. Yang paling penting diperiksa adalah kepala spermatozoanya karena didalamnya terdapat DNA inti, sedangkan untuk potongan rambut yang paling penting diperiksa adalah akar rambutnya. Tetapi karena keunikan dari pola pewarisan DNA mitokondria menyebabkan DNA mitokondria dapat dijadikan sebagai marka (penanda) untuk tes DNA dalam upaya mengidentifikasi hubungan kekerabatan secara maternal.
Untuk akurasi kebenaran dari tes DNA hampir mencapai 100% akurat. Adanya kesalahan bahwa kemiripan pola DNA bisa terjadi secara random (kebetulan) sangat kecil kemungkinannya, mungkin satu diantara satu juta. Jikapun terdapat kesalahan itu disebabkan oleh faktor human error terutama pada kesalahan interprestasi fragmen-fragmen DNA oleh operator (manusia). Tetapi dengan menerapkan standard of procedur yang tepat kesalahan human error dapat diminimalisir atau bahkan ditiadakan.
Metode Tes DNA
Metode tes DNA yang umumnya digunakan di dunia ini masih menggunakan metode konvensional yaitu elektroforesis DNA. Sedangkan metode tes DNA yang terbaru adalah dengan menggunakan kemampuan partikel emas berukuran nano untuk berikatan dengan DNA. Metode ini ditemukan oleh dua orang ilmuwan Amerika Serikat yaitu Huixiang Li dan Lewis Rothberg.
Prinsip metode ini adalah mempergunakan untai pendek DNA yang disebut Probe yang telah diberi zat pendar. Probe ini dirancang spesifik untuk gen sampel tertentu dan hanya akan menempel/berhibridisasi dengan DNA sampel tersebut. Partikel emas berukuran nano dalam metode ini berperan dalam mengikat Probe yang tidak terhibridasi. Pendeteksian dilakukan dengan penyinaran pada panjang gelombang tertentu. Keberadaan DNA yang sesuai dengan DNA Probe dapat dilihat dari pendaran sampel tersebut. Jumlah DNA target tersebut kira-kira berbanding lurus terhadap intensitas pendaran sinar yang dihasilkan.
Keunggulan metode ini dibandingkan dengan metode konvensional adalah pada kecepatan dan harganya yang jauh lebih cepat dan murah dibandingkan metode elektroforesis DNA. Tetapi karena metode ini masih tergolong baru, sehingga masih dalam pengembangan di Amerika Serikat, sehingga untuk penguna (user) di Indonesia, sekarang ini belum dapat memanfaatkan fasilitas tersebut, karena memang belum terdapat di Indonesia.
Tahapan Metode Tes DNA
Di Indonesia, terdapat dua laboratorium yang dapat melayani user dalam tes DNA yaitu Laboratorium Pusdokkes Polri Jakarta Timur dan di Lembaga Bio Molekuler Eijkman Jakarta Pusat. Untuk di Lembaga Eijkman, biaya per paket tes DNA adalah berkisar Rp. 7,5 Juta dengan hasil tes yang dapat diperoleh dalam 12 hari kerja terhitung dari tanggal diterimanya sampel.
Untuk metode tes DNA di Indonesia, masih memanfaatkan metode elektroforesis DNA. Dengan intreprestasi hasil dengan cara menganalisa pola DNA menggunakan marka STR (short tandem repeats). STR adalah lokus DNA yang tersusun atas pengulangan 2-6 basa. Dalam genom manusia dapat ditemukan pengulangan basa yang bervariasi jumlah dan jenisnya. Dengan menganalisa STR ini, maka DNA tersebut dapat diprofilkan dan dibandingkan dengan sampel DNA terduga lainnya.
Dari berbagai literatur yang penulis pelajari, pada dasarnya tahapan metode tes DNA dengan cara elektroforesis meliputi beberapa tahapan berikut yaitu pertama tahapan preparasi sampel yang meliputi pengambilan sampel DNA (isolasi) dan pemurnian DNA. Dalam tahap ini diperlukan kesterilan alat-alat yang digunakan. Untuk sampel darah, dalam isolasinya dapat digunakan bahan kimia phenolchloroform sedangkan untuk sampel rambut dapat digunakan bahan kimia Chilex. Selanjutnya DNA dimurnikan dari kotoran-kotoran seperti protein, sel debris, dan lain lain. Untuk metode pemurnian biasanya digunakan tehnik sentrifugasi dan metode filtrasi vakum. Tetapi berbagai ilmuwan telah banyak meninggalkan cara tersebut dan beralih ke produk-produk pemurnian yang telah dipasarkan seperti produk butir magnet dari Promega Corporation yang memanfaatkan silica-coated paramagnetic resin yang memungkinkan metode pemisahan DNA yang lebih sederhana dan cepat.
Tahapan selanjutnya adalah memasukan sampel DNA yang telah dimurnikan kedalam mesin PCR (polymerase chain reaction) sebagai tahapan amplifikasi. Hasil akhir dari tahap amplifikasi ini adalah berupa kopi urutan DNA lengkap dari DNA sampel. Selanjutnya kopi urutan DNA ini akan dikarakterisasi dengan elektroforesis untuk melihat pola pitanya. Karena urutan DNA setiap orang berbeda maka jumlah dan lokasi pita DNA (pola elektroforesis) setiap individu juga berbeda. Pola pita inilah yang disebut DNA sidik jari (DNA finger print) yang akan dianalisa pola STR nya. Tahap terakhir adalah DNA berada dalam tahapan typing, proses ini dimaksudkan untuk memperoleh tipe DNA. Mesin PCR akan membaca data-data DNA dan menampilkannya dalam bentuk angka-angka dan gambar-gambar identfikasi DNA. Finishing dari tes DNA ini adalah mencocokan tipe-tipe DNA.
Penutup
Tes DNA yang dilakukan di Indonesia jika menilik dari faktor waktu, tergolong sangat lama. Diperkirakan memerlukan waktu sampai 12 hari kerja atau hampir dua minggu. Untuk masalah waktu ini, penulis sering mendengar dari berita TV termasuk berita pembunuhan berantai oleh Ryan, banyak dari keluarga korban Ryan yang terpaksa “menjerit” karena mayat keluarga mereka tidak dapat dikuburkan secara cepat dan terpaksa berdiam di kamar mayat selama lebih dari 1 minggu, dikarenakan harus menunggu tes DNA terlebih dahulu.
Hal ini berbanding jauh terbalik dengan waktu yang seharusnya selesai. Dari literatur yang pernah penulis baca, untuk tes DNA dengan metode elektroforesis DNA, jika dikerjakan secara cepat dan tepat dapat selesai dalam tempo 1 jam. Dan dari literatur lain menyebutkan untuk di Amerika Serikat, hasil tes DNA sudah dapat diketahui dalam waktu 3-5 hari kerja. Tetapi bagaimanapun untuk di Indonesia, mungkin masalah waktu ini masih dapat dimaklumi karena sangat terbatasnya instansi yang dapat melayani tes DNA. Tetapi bagaimanapun kecepatan dan ketepatan tes DNA di Indonesia seyogyanya dapat terus ditingkatkan.
Situs : http://chuphy.wordpress.com/2008/08/30/apa-itu-tes-dna/
Senin, 22 Desember 2008
Pukul 18.00 Wita


Read More......